Disway Award

Tren Viral 'What My Curse' di Media Sosial, Kok ChatGPT Bisa Tahu?

Tren Viral 'What My Curse' di Media Sosial, Kok ChatGPT Bisa Tahu?

What My Curse-SS chatGPT-

 Ketika hasil dari tren what my curse dibagikan ke media sosial, banyak orang merasa tidak sendirian karena pengalaman yang sama dirasakan oleh orang lain.

3. Cara Aman Mengekspresikan Perasaan

 Tren ini juga menjadi sarana untuk mengekspresikan emosi tanpa harus terlalu serius atau berat.

4. Risiko Negatif yang Mungkin Timbul

Meski membawa manfaat, tren what my curse juga berpotensi menimbulkan dampak kurang baik, seperti:

5. Tidak Selalu Tepat dan Bisa Menyesatkan

 Tidak seluruh “kutukan” yang dihasilkan chatbot sesuai dengan kondisi psikologis atau pengalaman pribadi seseorang.

BACA JUGA:Fenomena Rojali dan Rohana: Nanya Banyak, Beli Enggak

BACA JUGA:Gen Z Lebih Pilih Profesi Jadul, Menolak Jadi Budak AI

6. Membentuk Label Negatif pada Diri

 Seseorang mungkin mulai mengidentifikasi diri dengan hal negatif, misalnya merasa selalu menjadi korban, hanya karena hasil tren what my curse.

7. Ketergantungan pada Validasi dari AI

 Terlalu sering mencari arti dari tren what my curse bisa membuat seseorang ketergantungan pada penilaian eksternal, yang bisa memperkuat pola pikir negatif.

Ghina mengingatkan bahwa meskipun tren what my curse menarik sebagai sarana refleksi, tetap penting untuk menyadari bahwa respons chatbot sifatnya umum dan tidak spesifik untuk tiap individu.

Fenomena what my curse menggambarkan bagaimana teknologi AI kini turut memengaruhi budaya introspeksi diri. 

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: