Hikmah di Balik Pandemi
Wahyu Fatihah--
“Terimakasih dek, Ibu bingung, semalam Bapak dirawat diruang Isolasi karena positif tertular Virus Corona, sedangkan anak-anak ibu menjalani isolasi mandiri di rumah. Yang negatif hanya ibu sendiri sehingga ibu bingung harus mengurus Bapak disini atau anak-anak dirumah, semua sangat memerlukan bantuan ibu. Kalau ibu pulang siapa yang menemani Bapak, tapi kalau ibu disini terus bagaimana dengan anak-anak Ibu dirumah”
“Ya Allah” bathinku, sungguh aku tak menyangka betapa berat beban fisik dan pikiran yang dialami Ibu tersebut.Dalam waktu bersamaan namun berbeda tempat dia harus mengurus suami dan anak-anaknya.Tiba-tiba aku teringat bubur ayam dan air mineral yang dibelikan Kakak untuk sarapanku pagi ini.
“Pasti Ibu ini belum sarapan” pikirku.
“Ibu … sarapan dulu ya, ibu pasti belum sarapan karena dari tadi ibu hanya duduk disini” kataku sambil menyerahkan kantong plastik putih.
“Ga usah Dek terimakasih, Adek aja yang makan, Adek juga belum sarapan”
“Ga apa-apa bu, saya masih kenyang, tadi sudah makan roti bareng ibu di dalam” terpaksa aku berbohong, laparku seketika hilang mendengar permasalahannya.
“Ibu harus sarapan, karena ibu harus sehat untuk mendampingi Bapak dan juga anak-anak, kehadiran Ibu sangat mereka perlukan”.
Kembali tangannya menyeka air mata.Diterimanya bungkusan plastiktersebut. Lama diperhatikannya bungkusan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: