Hikmah di Balik Pandemi
Wahyu Fatihah--
“Aamin…” jawab Ibu dan Kakak serentak
Segera aku keluar kamar.Kembali ku pandangi balkon rumah sakit teringat ibu berkerudung biru tua yang tadi sedang makan bubur ayam.Ternyata dibangku balkon tersebut sudah duduk beberapa orang laki-laki dan perempuan,mungkin keluarga pasien lain, namun aku tak menemui ibu tadi.
“Mungkin Ibu tersebut sedang mengurus keperluan suaminya, atau sudah pulang menemui anak-anaknya di rumah” pikirku.
Tanpa sadar aku manarik napas panjang, Rasa lapar karena belum sarapan seketika hilang, berganti rasa lega menyelimuti relung hati, ada rasa bahagia yang kurasakan pagi ini.Rasa bahagia karena bisa membantu sesama, walaupun bantuan yang kuberikan sangatlah kecil dibanding permasalahan besar yang sedang dialaminya.Dalam hati aku berdoa semoga suami dan anak-anaknya cepat sembuh dan mereka bisa berkumpul kembali sebagaimana mestinya dalam rumah tangga yang bahagia.Aamiin.
Angin pagi nan sejuk mengiringi langkahku menyusuri lorong rumah sakit menuju pintu gerbangnya. Betapa hari ini aku diberi banyak pelajaran, betapa berharganya kesehatan, dan betapa besar pengorbanan seorang Ibu terhadap keluarganya.Betapa Aku harus banyak bersyukur atas nikmat sehat dan nikmat lainnya yang telah dilimpahkan-Nya.
“Ya Allah sembuhkan ibuku, dan terima kasih atas Rahmat yang telah Kau limpahkan kepada kami semua” bathinku.
Penulis: Wahyu Fatihah
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: