Ini Tiga Alasan Indonesia Bisa Jadi Kiblat EKSyar Dunia

Ini Tiga Alasan Indonesia Bisa Jadi Kiblat EKSyar Dunia

Foto: Laman FB Bank Indonesia -----

INFORADAR.ID --- Indonesia dapat menjadi kiblat dan bahkan pemain utama Ekonomi Keuangan Syariah (EKSyar) dunia. Terdapat setidaknya 3 (tiga) alasan bahwa Indonesia pantas menjadi kiblat EKSyar tersebut.

Pertama, Indonesia merupakan negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia. Kedua, Indonesia dengan penduduk muslim terbesar dunia memiliki volume ekonomi terbesar di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI).

Kemudian yang ketiga, Indonesia memiliki banyak sumber daya alam yang tidak dimiliki negara lain.

Ketiga alasan itu masih didukung bahwa ternyata posisi ekonomi syariah Indonesia di kancah global, berdasarkan The State of the Global Islamic Economy Report 2022 juga berada pada peringkat ke-4 di dunia. Hal itu diperoleh lewat sektor unggulan di Halal Value Chain (HVC) yang meliputi pertanian, makanan dan minuman halal, fesyen, serta pariwisata ramah muslim. 

Dilansir inforadar.id dari laman FB Bank Indonesia bahwa untuk mengoptimalkan peluang tersebut, Bank Indonesia menempuh cara, di mana digitalisasi jadi kunci kemajuan ekonomi dan keuangan syariah.

Beberapa upaya dilakukan, yakni Bank Indonesia terus mendorong akselerasi digitalisasi melalui berbagai inisiatif, seperti: digitalisasi sertifikasi halal, digitalisasi keuangan sosial ZISWAF (Zakat, Infak, Sedekah, dan Wakaf) serta adopsi digitalisasi sistem pembayaran.

Tujuan dari tiga hal ini tak lain agar supaya pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dapat terus meningkat.

Tak hanya itu, untuk membumikan EKSyar, Bank Indonesia secara rutin menggelar acara tahunan ekonomi dan keuangan syariah terbesar di Indonesia bersama seluruh pemegang kepentingan yang terkait dengan ekonomi dan syariah melalui Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF). 

Diketahui sepanjang penyelenggaraannya, ISEF terbukti mampu memberikan kontribusi untuk geliat EKSyar tanah air. Hal itu terlihat dari data jumlah transaksi pada ISEF 2020 sebesar Rp5,03 triliun, transaksi ISEF 2021 sebesar Rp 25,8 triliun, dan transaksi ISEF 2022 sebesar Rp27,6 triliun.

Secara rinci, transaksi itu mencakup pembiayaan lembaga keuangan syariah, transaksi antar pelaku usaha (business to business), transaksi antara pelaku usaha dengan konsumen (business to customer), dan transaksi pameran ISEF, termasuk seluruh transaksi dalam rangkaian kegiatan FESyar (Festival Ekonomi Syariah).

Untuk tahun 2023 ini, ISEF yang dimulai pada 25-29 Oktober 2023 mengusung tema "Accelerating Sharia Economy and Finance Through Digitalization for Inclusive and Sustainable Growth" dengan harapan untuk mengintegrasikan dan mewujudkan ide-ide yang membawa dampak positif bagi inklusifitas ekonomi nasional dan internasional lewat pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.

 

Editor: M Widodo

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: