Padukan Batik Banten dan Tenun Baduy, Dewi Sambi Kenalkan Warisan Budaya Banten dalam Ajang Festival Fa

Padukan Batik Banten dan Tenun Baduy, Dewi Sambi Kenalkan Warisan Budaya Banten dalam Ajang Festival Fa

Desainer lokal Banten tampil memukau di International Modest Fashion Festivel, Malaysia.-Radarbanaten.co.id/Rostinah-

INFORADAR.ID – Dewi Sambi yang merupakan salah satu desainer local Banten mengenalwakn warisan budaya Banten melalui ajang show International Madest Fashion Festival (IN2MF) yang diselenggarakan pada Sabtu, Mei 2024 di Kuala Lumpur.

Pada acara IN2MF ini tentunya menghadirkan modest fashion Indonesia dengan mengusung tema ‘Cultural Harmony: Exploring Modest Fashion Across Asia’ yang  lebih memperhatikan ke dalam kreasi modest yang bergaya, inovatif, dan bersikap continuing.

Acara besar tersebut merupakan salah satu inisiasi yang digelar oleh Bank Indonesia (BI) bersama Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur serta Indonesia Sahion Chamber (IFC).

Kegiatan yang sudah terselenggara beberapa waktu lalu di Kuala Lumpur itu merupakan salah satu rangkaian acara IN2MF edisi ketika yang di mana acara puncaknya akan berlangsung di Jakarta pada 30 Oktober hingga 4 November 2024 mendatang.

Dewi Sambi yang menjadi salah satu dari enam desainer yang mengikuti kegitan tersebut merupakan salah satu desainer lokal binaan BI seam 2 tahun terakhir yang berasal dari Tangerang dengan taglinenya ‘From Traditional Fabric to Modern Clothes’.

BACA JUGA:Perizinan Usaha Dipermudah, Capaian Investasi Banten Triwulan I 2024 Tembus Rp25,30 Triliun

Uthie Mintiarto, yang merupakan pemilik dari Dewi Sambi tampil kharismatik dalam balutan pakaiannya yang memadukan wastra Batik Banten dan Tenun Baduy sekaligus memperkenalkan serinya ‘Life in Mocochrome’ dengan warna khas hitam-putih.

Adaapun fashin yang dibawakannya itu memiliki nilai-nilai kemurnian yang disebut dengan ‘Leuit’ yang memiliki makna khusus sebagai symbol kemakmuran dan kesederhanaan bagi masyarakat suku Baduy sebagai warisan budaya Banten.

Sebagaimana yang dilansir dari RADARBANTEN.CO.ID, Uthie merasa sangat bersyukur dan bangga bisa mendapatkan kesempatan untuk tampil dalam ajang fashion tersebut.

Dengana begitu, dirinya bisa terus eksis dan tetap menunjukkan prestasi dan memberikan dorongan pada perkembangannya hingga seperti saat ini.

Tahun 2023 mejadi awal bgi Uthie, di mana dirinya menjadi salah satu UMKM yang lolos dalam kompetisi Industri Kreatif Syariah Indonesia (IKRA) yang kemudian mengikuti boothcamp, pendampingan dan pelatihan dari BI Banten, sehingga mampu menjadikannya sebagai juara 3 dalam Modest Fashin Contetition Festival Ekonomi Syariah (FESyar) Jawa.

Selain mengembangkan potensi pelaku usaha fesyen ready to wear, BI Banten juga konsisten memberikan pelatihan dan pendampingan bagi para pelaku usaha wastra seperti Tenun Baduy, Batik Banten, dan aneka wastra batik kabupaten/kota lainnya se-Provinsi Banten, di antaranya melalui korporatisasi, peningkatan kapasitas, digitalisasi, dan perluasan akses pembiayaan.(*)

Conten Writer Syahbani

BACA JUGA:Rio Purba, Desainer Grafis Profesional, Bedah Logo IKN Nusantara dengan Terpukau

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: