Anak Malas Belajar? 5 Cara Tingkatkan Semangat Belajar Ini Bisa Bunda Milenial Terapkan di Rumah
Ilustrasi anak dan ibu-Pinterest/conobie.jp -
INFORADAR.ID - Semangat belajar adalah hal penting dalam proses pendidikan, namun mempertahankannya tidak selalu mudah. Banyak hal dapat memengaruhi rasa ingin belajar dari diri anak, kelelahan, rasa bosan, atau kehilangan minat seringkali menghambat motivasi anak untuk terus belajar.
Melansir dari kanal YouTube Maudy Ayunda, orang tua kini perlu memahami bagaimana sistem pendidikan dapat mempengaruhi motivasi belajar.
Dalam ulasan bukunya yang bertajuk The Learning Game karya Ana Lorena Fabrega, Maudy mengungkapkan perspektif menarik tentang cara-cara yang bisa meningkatkan minat belajar dengan memanfaatkan konsep pembelajaran yang lebih relevan dan berfokus pada eksplorasi serta pengembangan diri.
1. Bersekolah dengan Baik VS Belajar dengan Baik
Sering kali kita terjebak dalam mengejar nilai semata tanpa memahami makna dari proses belajar itu sendiri. Sudah seharusnya sekolah dapat mendorong siswa untuk berpikir kritis dan mandiri, bukan hanya menjadi "murid baik" yang patuh.
BACA JUGA:Sejarah Kurikulum Pendidikan di Indonesia dari Masa ke Masa
BACA JUGA:Lagu 'Tuk Singgah' : Kolaborasi Menyentuh dari Daun Jatuh dan Prilly Latuconsina
Ini termasuk menciptakan lingkungan di mana siswa bisa bertanya dan merasa bahwa proses belajar adalah sesuatu yang menyenangkan.
2. Seni untuk Gagal dan Berhenti
Kegagalan sering kali dianggap negatif dalam lingkungan sekolah, padahal, kegagalan adalah bagian penting dari proses belajar. Membiarkan anak mencoba, gagal, dan belajar dari kesalahan mereka akan menumbuhkan keberanian untuk bereksperimen dan bereksplorasi.
Maudy menyarankan agar orang tua dapat merayakan kegagalan sebagai kesempatan belajar untuk anak, alih-alih menghukumnya.
3. Biarkan Anak-Anak yang Memimpin
Orang tua atau guru sebaiknya memberi ruang bagi anak untuk mengambil keputusan sendiri. Salah satu caranya adalah dengan memberikan pilihan, bukan perintah.
Biarkan anak bertanya “kenapa” pada segala hal, termasuk pertanyaan terhadap status quo atau aturan yang ada. Hal tersebut akan membantu mereka mengembangkan kemampuan berpikir kritis sejak dini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: