Bukan Desa Wisata, tapi Kampung di Klaten Ini selalu Bersih dan Rapi
Gerbang RW 07, Dukuh Plumpung, Desa Bogor, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Foto: Dok. M Widodo--
KEBIASAAN WARGA
Siapa saja akan dibuat terkesan dengan kebersihan kampung ini. Di sepanjang jalan kampung, kita sulit menemukan sampah plastik atau kertas.
"Kebiasaan warga di sini, setiap abis subuh langsung menyapu halaman dan jalan depan rumahnya," kata Ibu Suratmi (59), warga setempat.
Kondisi di dalam RW 07 Dukuh Plumpung selalu tampak bersih--
Sampah-sampah tersebut kemudian dikumpulkan di belakang atau samping rumah. Dan, setelah kering dibakar.
Hal itu dilakukan karena hingga sekarang belum ada koordinasi penanganan atau pengolahan sampah rumah tangga dengan pihak kecamatan atau kabupaten.
Kini, setiap rumah tangga mendapat bantuan bis atau gorong-gorong berdiameter 1 meter. Gorong-gorong tersebut berfungsi untuk menampung sampah agar tidak berserakan. Dan, setelah kering, sampah tersebut langsung dibakar di dalam bis.
SEKILAS TENTANG DUKUH PLUMPUNG
Tak ada yang tahu persis, kapan Dukuh Plumpung berdiri. Tapi, kakek dan nenek penulis merupakan warga setempat dan melahirkan ke tujuh anaknya di kampung ini.
Tahun 1970 an, Dukuh Plumpung, Desa Bogor ini kelihatan atau kesannya tampak kumuh. Mungkin terkumuh di Kabupaten Klaten. Jarak kampung ini dari Kota Kecamatan Cawas 7 kilometer dan dari Ibu Kota Kabupaten Klaten sekitar 23 kilometer.
Jalan kampung masih berupa jalan tanah. Sehingga jika musim penghujan, berubah menjadi berlumpur.
Apalagi tahun itu, nyaris setiap rumah di Dukuh Plumpung memiliki kerbau, yang setiap pagi sore digembalakan melewati jalan kampung. Maka, jalan tanah yang setiap saat diinjak kaki kerbau makin berlumpur dalam dan sulit dilewati.
Baru di kisaran tahun 1980 an, jalan kampung ini mendapat bantuan pengerasan berupa batu dari pemerintah. Maka, jalan yang semula berlumpur, sejak tahun 1980 menjadi keras dan tidak lagi becek.
Seiring dengan perjalanan waktu, warga setempat mulai berpikir bagaimana merubah Dukuh Plumpung agar rak terkesan kumuh. Maka, warga berembug mencari penyebab kekumuhan dan mencari solusi agar kampung menjadi bersih dan rapi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: