Inspirasi di Balik Film Rahasia Rasa

INFORADAR.ID - Film "Rahasia Rasa," yang mulai menghiasi layar lebar pada 20 Februari 2025, menjanjikan lebih dari sekadar kisah cinta yang dibalut aroma rempah dan kelezatan masakan. 

Film ini adalah sebuah perjalanan kuliner yang mendalam, sebuah eksplorasi terhadap sejarah dan identitas bangsa, yang terinspirasi dari sebuah karya monumental: buku resep legendaris berjudul Mustika Rasa. 

Lebih dari sekadar kumpulan resep, Mustika Rasa adalah warisan budaya yang diprakarsai oleh Presiden Soekarno pada tahun 1964, sebuah upaya untuk mendokumentasikan kekayaan kuliner Indonesia dan menjadikannya kebanggaan bangsa.

Film "Rahasia Rasa" mengambil premis yang menarik: bagaimana sebuah buku resep dapat menjadi kunci untuk mengungkap rahasia diri, menemukan kembali cinta, dan menghidupkan kembali tradisi kuliner yang hampir terlupakan. 

BACA JUGA:Rego Nyowo: Film Horor yang Diangkat dari Thread Viral Berjudul 'Kosan Berdarah'

BACA JUGA:Drama Newtopia yang Dibintangi Jisoo BLACKPINK Raih Rating Tinggi

Kisah ini berpusat pada Ressa, seorang chef sukses yang tiba-tiba kehilangan indera perasanya, sebuah tragedi yang mengancam karier dan identitasnya.

Di tengah kebingungan dan keputusasaannya, Ressa bertemu dengan Tika, seorang juru masak rumahan yang sederhana namun menyimpan pengetahuan mendalam tentang resep-resep tradisional yang tersembunyi dalam Mustika Rasa. Pertemuan tak terduga ini membawa mereka dalam sebuah petualangan kuliner yang mengubah hidup mereka berdua.

Melalui perjalanan Ressa dan Tika, penonton diajak untuk menyelami keanekaragaman cita rasa Indonesia, dari Sabang hingga Merauke. Kita akan menyaksikan bagaimana resep-resep yang tertera dalam Mustika Rasa bukan hanya sekadar instruksi memasak, tetapi juga cerminan dari sejarah, budaya, dan tradisi masyarakat di berbagai daerah. 

Soekarno, sang penggagas Mustika Rasa, memiliki visi yang kuat tentang kuliner sebagai alat diplomasi dan pemersatu bangsa. Ia ingin agar masakan Indonesia menjadi kebanggaan di negeri sendiri, diakui dan dihargai oleh seluruh lapisan masyarakat.

BACA JUGA:Film Animasi JUMBO Siap Meriahkan Libur Lebaran 2025

BACA JUGA:Mendekati Kesempurnaan! Episode 6 Solo Leveling S2 Catat Rating Tertinggi Tahun Ini

Sutradara Hanung Bramantyo, yang dikenal dengan film-film bertema sejarah dan budaya, mengungkapkan bahwa "Rahasia Rasa" memiliki misi untuk memperkenalkan Mustika Rasa kepada generasi muda. Ia ingin mengajak mereka untuk mencari tahu kebenaran tentang keberadaan buku resep legendaris ini dan menghargai warisan kuliner yang telah diwariskan oleh para pendahulu kita. 

Aktor dan aktris yang terlibat dalam film ini, termasuk Jerome Kurnia dan Nadya Arina, mengaku bahwa mereka tidak terlalu familiar dengan Mustika Rasa sebelum terlibat dalam proyek ini, yang semakin menegaskan perlunya upaya untuk memperkenalkan buku ini kepada generasi muda.

Penulis skenario film, Adi Nugroho, melakukan riset yang mendalam untuk memastikan bahwa film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan informasi yang akurat tentang sejarah dan budaya kuliner Indonesia. 

BACA JUGA:Drama Korea 'Study Group' Ramai Diperbincangkan, Menceritakan Apa?

BACA JUGA:Film Terbaru Joko Anwar Pengepungan di Bukit Duri Siap Guncang Layar Lebar

Ia menggunakan buku-buku karya Bung Karno sebagai referensi utama dan berupaya untuk menjaga keseimbangan antara unsur sejarah dan hiburan, sehingga film ini dapat dinikmati oleh berbagai kalangan, dari penggemar film drama romantis hingga pecinta kuliner dan sejarah.

"Rahasia Rasa" diharapkan dapat menjadi pemicu bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan kuliner Indonesia. Film ini bukan hanya tentang makanan yang membuat lapar, tetapi juga tentang sejarah, identitas, cinta, dan semangat gotong royong. 

Diharapkan film ini dapat menginspirasi penonton untuk lebih menghargai kekayaan kuliner Indonesia dan menjadikannya sebagai bagian dari identitas kita sebagai bangsa. Mustika Rasa, sebagai sumber inspirasi utama film ini, adalah bukti nyata bahwa kuliner bukan hanya tentang rasa, tetapi juga tentang sejarah, budaya, dan cinta.

Sumber: