Bukan Desa Wisata, tapi Kampung di Klaten Ini selalu Bersih dan Rapi

Bukan Desa Wisata, tapi Kampung di Klaten Ini selalu Bersih dan Rapi

Gerbang RW 07, Dukuh Plumpung, Desa Bogor, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten. Foto: Dok. M Widodo--

KLATEN, INFORADAR.ID --- RW 07, Dukuh/Kampung Plumpung, Desa Bogor, Kecamatan Cawas, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng) ini bukanlah desa wisata. Bukan juga desa yang tengah mengikuti semacam Lomba Kampung Bersih dan Aman (LKBA) seperti di Kabupaten Serang. 

Tapi, begitu kita memasuki kampung ini melalui gapura utama, kesan pertama yang muncul adalah bersih, rapi, indah dan berbunga. Padahal, kampung ini pada Tahun 1970 merupakan kampung kumuh. Mungkin terkumuh se-Kabupaten Klaten. 

Kampung ini terletak di lintas Jalan Raya Karangdowo - Tawangsari atau Jalan Raya Wonogiri/Sukoharjo - Klaten. 

Tak sulit menemukan kampung ini. Sebuah gapura di pinggir jalan raya, terpampang jelas nama kampung tersebut. Dari gapura inilah, mata kita mulai dimanjakan dengan tanaman bunga berbagai jenis di kanan/kiri jalan berjejer rapi.

Makin masuk ke kampung, bunga di pinggir jalan memang agak berkurang. Tapi, di halaman rumah beberapa warga dapat ditemukan berbagai jenis bunga. 

Di dalam kampung juga terdapat sebuah monumen/tembok permanen bertuliskan alamat kampung secara lengkap. Di samping kanan kiri monumen ditanami bunga berbagai jenis. 

Dari lokasi monumen inilah kita bisa menikmati pemandangan alam nan indah. Di sisi selatan terdapat saluran irigasi untuk kebutuhan persawahan, yang airnya bersih mengalir sepanjang tahun. Mata airnya berasal dari Waduk Gajah Mungkur, Kabupaten Wonogiri. 

Kendati irigasi ini melintasi ratusan kampung/permukiman penduduk di Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo, Jateng, namun tak terlihat adanya sampah. Warga tampaknya sudah sadar, bahwa irigasi tersebut merupakan sumber mata air untuk pengairan persawahan yang tidak boleh tercemar. 

Pemandangan akan makin indah saat padi menguning. Bila kita berdiri di jembatan yang membentang di atas saluran irigasi, sejauh mata memandang akan terlihat hamparan padi menguning yang siap panen. Tak bosan mata memandangnya. Indah sekali.


Kondisi di salah satu sudut RW 07, Dukuh Plumpung. Foto: Dok. M Widodo--

Masih di sisi selatan, deretan Pegunungan Seribu jauh di ujung selatan Pulau Jawa, tampak jelas dan kokoh. "Kalo malam hari, terlihat lampu kerlap-kerlip di atas gunung itu. Indah sekali," kata Supadi, warga setempat yang kini menetap di Bandung. 

Penulis sendiri lahir dan besar di kampung ini. Kemudian merantau saat kondisi kampung belum serapi sekarang. Tapi, warganya ketika itu sudah sadar akan kebersihan. 

Pada tahun 1983, Desa Bogor mengadakan Lomba Kampung Indah, Pesertanya adalah 9 Dukuh/Kampung se desa itu. Dan, Dukuh Plumpung juga ikut serta. Kalau tidak salah ketika itu Dukuh Plumpung mendapat juara harapan 2 

Kebetulan penulis ditunjuk sebagai salah satu juri dari 4 juri. Dan penulis adalah juri termuda. Ketika itu masih duduk di bangku SMA. Sementara tiga juri lainnya adalah seorang kepala sekolah, seorang PNS di Kantor Departemen Penerangan dan satu lagi seorang guru agama Kristen, yang usianya ketika itu sudah di atas 50 tahun semua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: