Gawat! Seperempat Gen Z Menyesal Kuliah, Banyak yang Merasa Salah Pilih
Ilustrasi: Beasiswa Astra 2026-Pinterest/Stevelezacky-
INFORADAR.ID - Gen Z menyesal kuliah jadi topik yang ramai dibicarakan karena satu dari empat dari mereka mengaku kecewa dengan pilihan tersebut.
Saat ini, makin banyak suara dari anak muda yang merasa kuliah bukan keputusan terbaik dalam hidup mereka.
Bahkan banyak yang menyebut bahwa Gen Z menyesal kuliah karena merasa waktu dan biaya yang mereka habiskan tidak sebanding dengan hasilnya.
Harapan bahwa gelar akan otomatis membuka pintu kesuksesan ternyata tak sesuai dengan kenyataan di lapangan.
Lirik lagu Fiersa Besari, “Mungkin kita terlalu muda untuk mengerti semua,” terasa pas menggambarkan betapa banyak Gen Z menyesal kuliah karena kurang memahami apa yang sebenarnya mereka butuhkan.
BACA JUGA:Kenapa Wajah Orang Indonesia Sulit Glowing? Ini Fakta Mengejutkan dari BKKBN
Sebagian Besar Merasa Pendidikan Tak Berpengaruh ke Karier
Sebuah survei dari Pollfish dalam laporan Gen Z Career Prospects 2025 mengungkapkan bahwa 25% responden yang merupakan pekerja Gen Z di Amerika Serikat merasa tidak puas dengan keputusan mereka menempuh pendidikan tinggi.
Survei ini dilakukan akhir April hingga pertengahan Mei 2025 dan melibatkan 1.000 partisipan dari berbagai latar belakang.
Menariknya, hampir 20% dari mereka juga mengatakan bahwa apa yang mereka pelajari di kampus tidak punya peran berarti dalam pekerjaan yang mereka jalani sekarang.
Andai Bisa Ulang, Pilihan Mereka Akan Berubah
Saat diminta membayangkan ulang perjalanan pendidikan mereka, banyak dari Gen Z menyatakan akan memilih jalur yang berbeda:
- Tetap pada jurusan yang diambil sekarang – 32%
- Beralih ke bidang yang menawarkan penghasilan tinggi seperti teknologi dan keuangan – 22%
- Lebih memilih pelatihan skill atau pekerjaan tanpa gelar – 13%
- Mengikuti minat pribadi lewat jurusan berbasis passion – 12%
- Kuliah di kampus yang lebih murah atau tidak terkenal – 11%
- Langsung merintis usaha sendiri – 10%
Dari data tersebut, terlihat bahwa kekecewaan mereka bukan karena malas belajar, tapi karena merasa ada alternatif yang lebih efektif dan relevan di dunia kerja masa kini.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
