Ima Maryam Raih Juara 1 Lomba KTI MTQ Kabupaten Lebak
Potret Ima dengan piala penghargaan-Ima for Inforadar-
INFORADAR.ID - Ajang Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Kabupaten Lebak kembali melahirkan talenta muda yang membanggakan pada jumat (5/12). Tahun ini, Ima Maryam Mutoharoh, peserta asal Kecamatan Malingping, berhasil meraih Juara 1 Lomba Karya Tulis Ilmiah (KTI) setelah menyajikan penelitian inovatif bertema ketahanan pangan.
Lahir dan besar di Malingping, Ima yang saat ini berdomisili di Lebak dikenal sebagai sosok aktif dan berjiwa petualang. Di tengah kesibukannya sebagai mahasiswa, ia memiliki hobi traveling. Namun, di balik itu semua, Ima membuktikan bahwa kegigihan dan rasa ingin terus belajar mampu membawanya mencapai prestasi tertinggi.
Dalam wawancaranya, Ima mengaku sangat terharu ketika dinyatakan sebagai juara pertama. Dua tahun lalu, ia pernah mengikuti cabang lomba yang sama namun belum berhasil meraih penghargaan.
“Bahagia dan terharu, karena ini percobaan kedua. Di yang pertama saya belum bisa dapat penghargaan, tapi alhamdulillah di percobaan kedua ini akhirnya membuahkan hasil,” ungkapnya.
Motivasi terbesarnya justru muncul dari pengalaman tersebut. Ima merasa penasaran dan akhirnya melakukan evaluasi mendalam terhadap kegagalan pertama. Kesempatan kali ini ia jadikan sebagai pembuktian diri sekaligus ruang belajar untuk berkembang.
BACA JUGA:Meriahkan HUT RI ke-80, SMAN 1 Ciomas Gelar Perlombaan
BACA JUGA:Meriahkan HUT ke-80 RI, Ibu-Ibu Kramatwatu Tampil Bikin Heboh dengan Beragam Perlombaan Kreatif
Karya ilmiah Ima berjudul “Tanaman Transgenik sebagai Inovasi Ketahanan Pangan dalam Perspektif Islam.” Tema ini dipilih karena menurutnya, isu bioteknologi terutama transgenik masih menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Ima menekankan pentingnya umat Islam melihat topik ini dari aspek keamanan, kemaslahatan, dan kehalalan. Menurutnya, islam yang menyeimbangkan akal dan moral mempunyai peran penting dalam memberikan landasan normatif agar inovasi berjalan sesuai kemaslahatan dan etika yang bertanggung jawab.
Penelitian ini ia susun melalui pengumpulan data dari buku, jurnal, dan laman resmi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Tantangan terbesar baginya adalah jarak penelitian dari sumber yang ia temukan. Banyak jurnal lama dari tahun 2008 sehingga ia harus menyesuaikan dengan perkembangan bioteknologi 2025 yang lebih mutakhir.
Selain itu, ia perlu menghubungkan aspek sains dengan nilai-nilai agama, sesuatu yang membutuhkan ketelitian dan pemahaman mendalam.
Kesuksesan Ima tidak datang sendiri. Ia mengaku mendapat dukungan penuh dari orang tua, kakak yang membantu teknik penulisan, adik-adik, guru, ustaz, dosen, hingga teman-teman terdekat.
BACA JUGA:Zian Nayla Wardah Raih Juara 2 Solo Vocal di Dies Natalis BKI 2025
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
