Tagar Kabur Aja Dulu Ramai di Media Sosial, Cerminan Keresahan Generasi Muda

Tagar Kabur Aja Dulu Ramai di Media Sosial, Cerminan Keresahan Generasi Muda

Trend Kabur aja dulu di tiktok-TikTok/Berbagai sumber -

INFORADAR.ID - Tagar #KaburAjaDulu menjadi perbincangan hangat di berbagai platform media sosial di Indonesia. Tagar ini mencerminkan keinginan sejumlah masyarakat, khususnya generasi muda, untuk mencari peluang hidup yang lebih baik di luar negeri.

Fenomena ini muncul sebagai respons terhadap berbagai isu domestik yang dirasakan semakin menekan.

Kemunculan #KaburAjaDulu berawal dari kekecewaan terhadap kondisi sosial, politik, dan ekonomi di Tanah Air. Banyak warganet menggunakan tagar ini untuk berbagi informasi mengenai beasiswa pendidikan, lowongan pekerjaan, hingga pengalaman hidup di luar negeri.

Hal ini menunjukkan kesadaran akan kesenjangan global dan upaya mencari kehidupan yang lebih baik.

BACA JUGA:Gen Z dan Fenomena Brain Drain di Indonesia

BACA JUGA:Teknologi Maju, Lapangan Kerja Menciut, Ironi Pengangguran di Indonesia

Menurut Muhammad Yorga Permana, dosen dan peneliti tenaga kerja SDM di Institut Teknologi Bandung (ITB), fenomena ini terjadi karena keterbatasan lapangan kerja yang bertemu dengan kebijakan yang tidak berpihak kepada anak muda.

"saya punya sahabat dia punya rumah sakit di Cianjur,dia baru buka dia dan mencari 200 tenaga kerja. dari 200 bukaan yang daftar hampir 8.000 orang, 1 banding 40. Artinya memang kerjaan layak kita terbatas," ujar Yorga dalam acara Rosi di KompasTV.

Sosiolog Universitas Gadjah Mada (UGM), Oki Rahadianto Sutopo, menambahkan bahwa fenomena ini merupakan refleksi dari kesadaran anak muda terhadap ketimpangan global. Menurutnya, kemajuan teknologi memudahkan generasi muda membandingkan kualitas hidup di berbagai negara, sehingga mendorong mereka mencari peluang di luar negeri.

Selain itu, data dari Kementerian Hukum dan HAM (Kemenkumham) menunjukkan bahwa antara tahun 2019 hingga 2022, sebanyak 3.912 Warga Negara Indonesia (WNI) berusia 25-35 tahun memilih berpindah kewarganegaraan ke Singapura. Angka ini mencerminkan tren migrasi yang signifikan di kalangan profesional muda Indonesia.

BACA JUGA:Lebih dari Sekadar Pekerjaan: Menggali Makna Kuliah di Era Pengangguran

BACA JUGA:Sudah Siap Kehilangan Pekerjaan di Tahun 2030? WEF Ungkap Tren Makroekonomi dan Teknologi yang Mengancam

Menanggapi tren ini, Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) menyatakan dukungannya terhadap masyarakat yang ingin bekerja di luar negeri, asalkan mereka siap dan memenuhi kualifikasi yang dibutuhkan.

BP2MI juga menekankan pentingnya persiapan matang sebelum memutuskan untuk bekerja di negara lain.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: