10 Hal yang Membuat Seseorang Sering Disepelekan Tanpa Disadari, Waspadai Sikap-Sikap Ini!

10 Hal yang Membuat Seseorang Sering Disepelekan Tanpa Disadari, Waspadai Sikap-Sikap Ini!

--

INFORADAR.ID – Setiap orang tentu ingin dihargai dan diperlakukan dengan respect oleh lingkungan sekitar. Namun, tanpa disadari, ada sejumlah perilaku dan sikap yang justru membuat seseorang sering dianggap remeh. Hal ini disampaikan oleh konten kreator dan praktisi pengembangan diri, Ferina Triananda dalam video YouTube terbarunya yang telah ditonton ribuan kali.

Ferina menyebut, penghargaan yang datang dari orang lain sangat berkaitan dengan bagaimana seseorang memperlakukan dirinya sendiri, menghargai orang lain, dan, menanggapi perlakuan buruk. Berikut ini sepuluh kebiasaan yang tanpa sadar bisa membuat seseorang kerap disepelekan, disertai penjelasan lengkap:

BACA JUGA:Kecenderungan Menyenangkan Orang Lain: Bahaya di Balik Perilaku People Pleaser

1. Terlalu Tersedia (Over-Available)


Sikap selalu ada untuk orang lain kapan pun dibutuhkan memang terkesan baik. Namun, ketika seseorang terlalu sering mengorbankan waktu, energi, bahkan kebutuhan pribadinya demi orang lain, hal ini bisa menimbulkan persepsi bahwa waktu dan hidupnya tidak bernilai. Orang-orang di sekitarnya cenderung akan merasa bisa meminta bantuan kapan saja tanpa menghargai batas waktu atau prioritasnya. Ferina menekankan pentingnya memiliki prioritas, menolak secara sehat, dan menunjukkan bahwa waktu pribadi juga berharga.

2. Menjadi People Pleaser


Keinginan untuk selalu menyenangkan orang lain, bahkan dengan mengorbankan kenyamanan dan prinsip diri, justru membuka peluang bagi orang lain untuk memanfaatkan. People pleaser cenderung sulit berkata tidak, takut membuat orang kecewa, dan rela menekan perasaan sendiri demi diterima. “Kalau terus-menerus dibiarkan, orang lain akan bersikap semena-mena,” ujar Ferina. Menurutnya, penting untuk berani kehilangan relasi yang tidak sehat demi membangun lingkungan yang saling menghargai.

3. Memperkecil Diri Sendiri


Bahasa tubuh yang menutup seperti membungkuk, menunduk, duduk dengan posisi mengecil, atau menghindari kontak mata bisa membuat seseorang terkesan tidak percaya diri dan tidak penting. Padahal, cara seseorang menampilkan dirinya secara fisik sangat berpengaruh pada cara orang lain memperlakukannya. Ferina menyarankan untuk berdiri tegak, menatap dengan yakin, dan menunjukkan bahwa kehadiran kita layak diperhatikan.

4. Memaksakan Diri Masuk dalam Kelompok yang Tidak Menerima


Kadang, seseorang terlalu memaksakan diri untuk diterima dalam lingkungan atau kelompok tertentu yang sebenarnya tidak menghargainya. Hal ini justru berisiko membuat seseorang tampak putus asa dan akhirnya semakin diremehkan. Ferina menyarankan untuk mengevaluasi lingkungan sosial kita dan mencari orang-orang yang memang menghargai keberadaan kita secara tulus.

5. Terlalu Sering Minta Maaf


Mengakui kesalahan adalah sikap mulia. Namun jika kata maaf terlalu sering diucapkan, terutama untuk hal-hal yang bukan kesalahan kita, maka nilainya menjadi berkurang. Sering meminta maaf juga bisa menandakan bahwa seseorang merasa tidak layak atau takut mengambil ruang. Orang lain bisa memanfaatkan kerendahan hati tersebut untuk menekan lebih jauh.

6. Terlalu Banyak Menjelaskan Diri


Sering kali, seseorang merasa perlu menjelaskan segala keputusan dan pilihannya kepada orang lain, dengan harapan agar dipahami dan diterima. Namun, kebiasaan ini justru mencerminkan ketidakpercayaan diri dan rasa takut akan penilaian orang lain. Orang yang percaya diri tidak merasa perlu meyakinkan orang lain atas keputusan pribadinya. Cukup tahu bahwa apa yang ia lakukan sudah melalui pertimbangan yang matang.

7.Sering Menceritakan Kesedihan di Media Sosial
Media sosial memang menjadi ruang berbagi. Namun, terlalu sering mengumbar kesedihan, kekecewaan, atau luka batin secara terbuka bisa membuat citra diri menjadi lemah di mata publik. Orang lain bisa merasa simpati di awal. Namun, lama-lama bisa muncul rasa bosan atau bahkan meremehkan. Ferina menyarankan untuk lebih selektif dalam berbagi emosi dan mencari tempat curhat yang lebih privat dan aman.

8. Tidak Bisa Menghadapi Konflik

BACA JUGA:Bahaya Oversharing: Ini 5 Alasan Kamu Harus Berhenti Oversharing
Menghindari konflik mungkin terasa nyaman di awal, tapi jika terus dilakukan akan menciptakan pola di mana orang lain merasa bisa melanggar batasan tanpa konsekuensi. Ketidaktegasan saat berbeda pendapat atau diam ketika dirugikan membuat seseorang tampak lemah dan mudah dikendalikan. Padahal, konflik yang sehat bisa menjadi cara menjaga harga diri dan menunjukkan bahwa kita punya prinsip yang tegas.

9. Mengorbankan Diri Terlalu Sering Demi Orang Lain


Terlalu banyak memberi tanpa memperhatikan keseimbangan bisa membuat kita kelelahan secara emosional. Ferina menyebut bahwa orang lain bisa terbiasa menerima pengorbanan kita dan akhirnya tidak merasa perlu membalas atau menghargai. Penting untuk mengenali batas kapan harus memberi dan kapan harus menjaga diri dari hubungan yang tidak setara.

10. Tidak Memiliki Batasan yang Jelas


Ketika seseorang tidak menetapkan batasan pribadi, baik dalam waktu, perhatian, atau fisik, orang lain cenderung akan melanggarnya. Memberikan batasan kepada orang lain merupakan bentuk penghargaan terhadap diri sendiri. Ferina menyarankan untuk mulai belajar berkata tidak dengan tegas. Namun,  sopan dan memastikan bahwa orang lain memahami ruang pribadi yang tidak bisa diganggu.

Melalui video edukatifnya, Ferina berharap masyarakat bisa lebih sadar bahwa penghargaan dari orang lain tidak bisa diminta, tetapi dibentuk melalui sikap dan batasan yang kita bangun sendiri. “Penghargaan orang lain akan muncul ketika kamu menghargai dirimu sendiri dulu,” ujarnya menutup video.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: