Contoh Khutbah Jumat Bertemakan Meningkatkan Ketakwaan di Bulan Suci Ramadan Penuh Berkah
Ilustrasi Khutbah Jumat oleh khatib.-freepik/@storyset-
BACA JUGA:Ini Dia Sejumlah Amalan yang Dianjurkan Dilakukan pada Hari Jumat
Hal ini tidak mudah, tetapi jika berhasil, maka akan lebih mudah untuk bertakwa kepada Allah dalam hal lain. Dalam Islam, takwa merupakan salah satu konsep fundamental yang menjadi kunci meraih derajat tinggi di sisi Allah swt.
Takwa bukan hanya sebatas ritual keagamaan, namun merupakan sebuah komitmen menyeluruh untuk menjalankan seluruh perintah Allah dan menjauhi segala larangan-Nya.
Allah telah menjanjikan derajat yang sangat tinggi bagi orang-orang yang bertakwa sebagaiman firman Allah SWT dalam QS Al-Hujurat: 13, berikut:
اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
Artinya: "Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti." (QS. Al-Hujurat:13).
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia
Ayat ini menunjukkan bahwa ketakwaan merupakan tolak ukur kemuliaan seseorang di sisi Allah. Tidak peduli pangkat, jabatan, harta, ataupun keturunan, yang paling mulia di mata Allah adalah orang yang paling bertakwa.
Dalam sebuah hadits Rasulullah saw bersabda bahwa Allah tidak menilai manusia berdasarkan rupa dan harta mereka, melainkan berdasarkan hati dan amal mereka. Manusia yang paling mulia di sisi Allah adalah yang paling bertakwa.
إِنَّ اللَّهَ لاَ يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ، وَلاَ إِلَى أَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ، وَأَعْمَالِكُمْ، وَإِنَّمَا أَنْتُمْ بَنُو آدَمَ أَكْرَمُكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
Artinya: "Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa kalian dan harta kalian, tetapi Dia melihat kepada hati kalian dan amal kalian. Dan sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah di antara kalian adalah orang yang paling bertakwa." (HR Muslim)
BACA JUGA:Beberapa Ayat Al-Quran yang Menjelaskan Tentang Puasa Ramadan
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia
Puasa bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga melatih diri untuk menahan hawa nafsu.
Hawa nafsu ini dapat mendorong kita untuk melakukan perbuatan yang tidak terpuji, seperti berkata-kata kasar, menipu dan membicarakan kejelekan orang lain.
Dengan berpuasa, kita belajar untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut dan menggantinya dengan perilaku yang lebih baik.
Kita belajar untuk lebih bersabar, menahan diri dari berkata kasar, dan menjaga lisan kita dari perkataan yang tidak baik. Rasulullah saw bersabda:
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ رِوَايَةً قَالَ إِذَا أَصْبَحَ أَحَدُكُمْ يَوْمًا صَائِمًا فَلَا يَرْفُثْ وَلَا يَجْهَلْ فَإِنْ امْرُؤٌ شَاتَمَهُ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ إِنِّي صَائِمٌ
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: