Contoh Khutbah Jumat Bertemakan Meningkatkan Ketakwaan di Bulan Suci Ramadan Penuh Berkah
Ilustrasi Khutbah Jumat oleh khatib.-freepik/@storyset-
INFORADAR.ID – Berikut contoh Khutbah Jumat untuk para khatib yang memerlukan materi khutbah di bulan suci Ramadan ini.
Khutbah Jumat menjadi salah satu syarat wajib dalam Shalat Jumat, terutama bagi para laki-laki yang dilakukan setiap haru Jumat, sebagai pengganti dari shalat dzuhur.
Khutbah Jumat ini diperdengarkan oleh jamah shalat Jumat dan disampaikan oleh khatib yang bertugas di hari itu.
Berikut merupakan contoh Khutbah Jumat tentang ‘Meningkatkan Ketakwaan di Bulan Suci Ramadan’ yang bisa disampaikan oleh para khatib di shat jumat sebagaimana yang dilansir dari nu.or.id:
Pada Khutbah ini, khatib tentunya akan menyerukan kepada para jamaah shalat Jumat agar bersama-sama bisa meningkatkan ketakwaan di bulan suci Ramadan.
BACA JUGA:4 Amalan Setiap Hari Jumat yang Bikin Banjir Pahala
Ketakwaan itu bisa didapatkan dengan menaati segala bentuk perintahnya dan meninggalkan segala bentuk larangannya.
اَلْحَمْدُ للهِ. اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ يَحْشُرُنَا فِي الْمَحْشَرِ. أَشْهَدُ اَنْ لَا اِلٰهَ اِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْجَبَّارُ وَأَشْهَدُ اَنَّ حَبِيْبَنَا وَ نَبِيَّنّا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ سَيِّدُ الْاِنْسِ وَالْبَشَرِ. اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلٰى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى اٰلِهِ وَاَصْحَابِهِ اَجْمَعِيْنَ . اَمَّا بَعْدُ فَيَاأَيُّهَا الْحَاضِرُوْنَ, اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْاٰنِ الْعَظِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيْمِ بِسْمِ اللهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ وَالْعَصْرِۙ اِنَّ الْاِنْسَانَ لَفِيْ خُسْرٍۙ اِلَّا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ وَتَوَاصَوْا بِالْحَقِّ ەۙ وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ
Hadirin jamaah Jumat yang berbahagia,
Ibadah puasa di bulan Ramadhan tidak hanya sekadar sebagai ibadah saja, akan tetapai lebih dari itu. Puasa Ramadhan juga sebagai sarana efektif untuk meningkatkan ketakwaan kepada Allah SWT.
Konsep ketakwaan yang hakiki tidak berhenti pada hubungan antara manusia dengan Tuhannya, namun juga berwujud dalam hubungan antar sesama manusia.
Hal ini sebagaimana dijelaskan dalam firman Allah SWT dalam QS Al-Baqarah: 183, seperti:
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُوْنَۙ
Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah: 183)
Syekh Nawawi Banten kitab Tafsir Marah Labid mengatakan bahwa ujung dari puasa adalah membentuk diri menjadi orang yang takwa.
Keutamaan itu akan tercapai dengan berpuasa dan meninggalkan hawa nafsu. Puasa melatih diri untuk menahan diri dari berbagai godaan, termasuk makan dan minum, serta hawa nafsu lainnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: