Tekan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, P2TP2A Banten Turun ke Desa

Tekan Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak, P2TP2A Banten Turun ke Desa

Ketua P2TP2A Provinsi Banten dan anggota Komisi III DPR RI Adde Rosi Khoerunnisa menyapa masyarakat pada saba desa di Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari, Pandeglang,Kamis (7/9).--

PANDEGLANG, INFORADAR.ID - Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Provinsi Banten melaksanakan kegiatan saba desa untuk memberikan advokasi dan menekan tindakan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

Berdasarkan data yang diperoleh P2TP2A Provinsi Banten, kekerasan terhadap perempuan dan anak di Banten pada tahun 2022 sebanyak 600 kasus.

Wakil Ketua P2TP2A Provinsi Banten Yayah Rukhiyah menuturkan, sosialisasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak di Banten adalah program P2TP2A Provinsi Banten.

"Bahwa ini program harus ke saba desa karena kenapa, desa kan yang belum pernah tersentuh giat sosialisasi. Sosialisasi baru di jajaran tingkat kabupaten," kata Yayah saat saba desa di Desa Tanagara, Kecamatan Cadasari,  Pandeglang, Kamis (7/9).

Pada saba desa ia menanyakan kepada masyarakat tentang persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak. Kemudian memberikan edukasi upaya pencegahanya. "Penanganannya sudah ada, tapi pencegahan ini belum," katanya.

Pada kesempatan itu, Ketua P2TP2A Provinsi Banten Adde Rosi Khoerunnisa merasa prihatin  dengan banyaknya kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, seperti di Lebak dan Pandeglang.

"Tentunya membuat kami P2TP2A harus segera dan masif melaksanakan kegiatan sosialisasi. Kami merasa sangat terpukul dan sedih sekali melihat berita-berita masih banyak masyarakat, terutama perempuan dan anak menjadi korban, baik itu seksual maupun kekerasan," katanya.

"Terakhir saya mendengar di Lebak, kembali terjadi kasus kekerasan seksual oleh guru ngaji kepada santrinya," lanjutnya.

P2TP2A yang selama ini melaksanakan kegiatan sosialisasi di kantor-kantor,  lanjut Adde Rosi, kini terjun dan menyapa langsung masyarakat. "Kami langsung menyapa masyarakat desa agar masyarakat betul - betul tahu apa saja bentuk kekerasan itu," katanya.

Perempuan yang duduk di Komisi III DPR RI ini menambahkan, pada Jumat (8/9) akan rapat bersama pihak Polres Lebak, Polres Pandeglang, Kejari Lebak, dan Kejari Pandeglang untuk membahas persoalan kekerasan terhadap perempuan dan anak.

"Membahas apa saja yang sudah dilakukan Polri dan Kejaksaan dalam rangka mencegah atau menindaklanjuti kasus, khususnya terkait dengan perempuan dan anak ini," katanya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: