Tiga Tipe Reaksi Orang Setelah Scaling: Dari Biasa Aja Sampai Seolah Mau Pensiun Makan
Ilustrasi after scaling-Pinterest/Freepik-
INFORADAR.ID- Scaling gigi adalah prosedur pembersihan karang gigi yang penting untuk menjaga kesehatan mulut dan mencegah berbagai masalah seperti gusi berdarah, bau mulut, hingga kerusakan gigi permanen.
Walau terdengar sederhana dan cepat dilakukan, ternyata reaksi orang setelah menjalani scaling bisa sangat beragam dan kadang, mengundang tawa.
Ada yang menghadapi proses ini dengan santai, ada yang terlalu fokus pada rasa ngilu, dan ada juga yang dramanya bisa bikin orang lain mikir dia baru pulang dari ruang operasi besar.
Berikut ini adalah tiga tipe umum orang setelah melakukan scaling gigi.
BACA JUGA:Selain Oatmeal, Ini 7 Makanan untuk Jaga Kesehatan Jantung Secara Alami
1. Si Biasa Aja, Jalan Terus Seperti Tidak Terjadi Apa-Apa
Orang-orang dalam kategori ini biasanya cukup chill. Mereka datang ke dokter gigi, duduk tenang, scaling, selesai, dan langsung melanjutkan aktivitas tanpa banyak drama.
Sensasi ngilu? Ada, tapi dianggap biasa. Gusi berdarah sedikit? Ah, itu hal normal. Bahkan kadang mereka langsung makan makanan keras atau pedas tanpa pikir panjang.
Bagi mereka, scaling itu seperti potong rambut perlu, rutin, dan tidak perlu terlalu dibesar-besarkan.
BACA JUGA:7 Makanan Kaya Vitamin untuk Otak agar Fokus Tajam dan Tidak Mudah Lupa
BACA JUGA:Bikin Kopi Lebih Sehat dengan 5 Langkah Sederhana, Tetap Bisa Pakai Gula dan Susu
Tipe ini biasanya adalah orang yang sudah sering scaling, atau yang memang mental dan fisiknya cukup tahan banting.
2. Si Sensitif, yang Semua Dirasain dan Diperhatiin
Berbeda dari yang pertama, tipe ini bisa dibilang punya kepekaan ekstra terhadap tubuhnya sendiri.
Setelah scaling, mereka akan merasakan setiap sensasi ngilu, setiap tetes darah, bahkan perasaan “gigi lebih renggang” pun bisa jadi topik keluhan.
Biasanya mereka juga akan bertanya berkali-kali ke dokter: “Ini normal, nggak?” atau “Berapa lama ya gusi aku sembuh?” Mereka juga suka bawa pulang saran dokter dengan sangat serius.
Misalnya jadi ekstra hati-hati saat mengunyah atau hanya minum air hangat selama beberapa hari.
Meskipun kesannya berlebihan, tipe ini sebenarnya punya kepedulian tinggi terhadap kesehatan mulut cuma kadang caranya terlalu overthinking.
3. Si Drama Queen, yang Seolah Baru Lulus Operasi Jantung
Nah, kalau yang satu ini biasanya jadi bahan cerita di tongkrongan. Bayangkan seseorang yang baru saja scaling, tapi reaksinya seperti baru keluar dari ruang UGD.
Mereka akan update status: “Berjuang demi senyum lebih baik ,” lalu mungkin minta dipijitin karena merasa tubuhnya ‘lemas’ habis prosedur.
Ada juga yang langsung mengklaim nggak bisa makan selama tiga hari karena takut ngilu.
Tipe ini sering kali menambahkan bumbu dramatisasi dalam cerita pasca-scaling-nya, dan walau terlihat lebay, kehadiran mereka justru membuat topik kesehatan gigi jadi viral dan diperbincangkan banyak orang.
Kadang-kadang, tipe drama queen ini justru yang paling rajin ngajakin temannya ke dokter gigi karena ceritanya yang seru meski sedikit dilebih-lebihkan.
Jadi Tipe yang Mana?
Tentu tidak ada yang salah dengan cara masing-masing orang merespon scaling. Semua kembali ke tingkat toleransi tubuh dan kondisi psikologis tiap individu.
Yang penting, apapun tipe kamu, jangan sampai kapok ke dokter gigi. Scaling sebaiknya dilakukan 6 bulan sekali agar plak dan karang gigi tidak menumpuk dan menyebabkan masalah serius.
Karena senyum yang sehat dan bersih nggak cuma bikin pede, tapi juga cerminan dari kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Jadi, habis scaling kamu termasuk tipe yang mana? Biasa aja, sensitif, atau yang dramanya bisa masuk FTV?
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
