Disway Award

Ramai di TikTok, Apa Itu Tren Kesenjangan Sosial?

Ramai di TikTok, Apa Itu Tren Kesenjangan Sosial?

Akun yang mengikuti video tren kesenjangan sosial--Screenshot tiktok

INFORADAR.ID - Beberapa waktu belakangan, lini masa TikTok di Indonesia diramaikan oleh tren baru yang disebut “kesenjangan sosial.” tren ini menjadi viral karena menyajikan isu serius tentang perbedaan kelas sosial di masyarakat dengan cara yang ringan, lucu, dan sangat mudah dipahami.

Banyak pengguna TikTok, khususnya anak muda, berlomba-lomba membuat konten bertema kesenjangan sosial, baik sebagai hiburan, sindiran, maupun refleksi atas realitas yang mereka alami sehari-hari.

Secara umum, tren kesenjangan sosial di TikTok muncul dalam bentuk video singkat yang menampilkan dua karakter dengan latar belakang ekonomi yang berbeda. Biasanya, percakapan dalam video tersebut membandingkan fasilitas, gaya hidup, atau kebiasaan sehari-hari yang kontras antara satu orang dengan yang lain. 

Contohnya, ada seseorang yang mengeluhkan wastafelnya lupa dimatikan, sementara temannya menjawab bahwa suara air itu bukan wastafel, melainkan atap rumahnya yang bocor. Ada juga video yang membandingkan kemudahan mandi air hangat dengan water heater, dengan pengalaman harus merebus air dulu di dapur sebelum mandi.

BACA JUGA:Ramai di Tiktok, Begini Bikin Action Figure Sendiri dengan Bantuan ChatGPT

BACA JUGA:Tren AI Viral: Ubah Foto Main PlayStation Bareng Idola Bergaya 90-an, Begini Cara Buatnya!

Bahkan, perbedaan antara tinggal di rumah berpagar sendiri dan tinggal di cluster elite dengan sistem one gate juga sering dijadikan bahan guyonan.

Fenomena ini pada dasarnya menyoroti ketimpangan nyata di masyarakat Indonesia, seperti perbedaan akses terhadap fasilitas rumah tangga, teknologi, kendaraan, pendidikan, hingga cara menikmati hiburan atau liburan. Namun, tren ini tidak dihadirkan dalam bentuk kritik tajam atau ajang saling merendahkan. 

Sebaliknya, para kreator TikTok justru mengemasnya dengan gaya santai, penuh humor, dan relatable, sehingga penonton bisa tertawa sekaligus merenung tentang realitas sosial yang ada di sekitar mereka.

Tidak jarang, komentar di video-video ini dipenuhi kalimat “elus dada” atau “relate banget,” menandakan bahwa banyak orang merasa konten tersebut benar-benar mencerminkan pengalaman hidup mereka.

BACA JUGA:Lagu Stecu Viral di TikTok

BACA JUGA:Viral di Media Sosial, Ternyata Ini Faktor Penyebab Konten Bisa Menjadi Tren

Menurut para sosiolog, seperti Drajat Tri Kartono, tren kesenjangan sosial di TikTok adalah bentuk ekspresi sindiran yang memanfaatkan simbol-simbol ketimpangan sosial. Selama tidak mengandung unsur merendahkan atau menghina secara vulgar, tren ini dinilai positif karena bisa menjadi bahan refleksi sosial dan hiburan yang cerdas.

Dengan menampilkan perbedaan secara ringan, tren ini dapat membuka ruang diskusi yang lebih luas tentang ketimpangan sosial tanpa harus menimbulkan perpecahan atau rasa iri hati yang berlebihan.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: