War Takjil Ramadan: Non-Muslim Ikutan Berburu, ‘Untukmu Agamamu, Takjilmu Juga Takjilku’

potret non-muslim ikutan war takjil-Ss video Instagram/pst0r-
INFORADAR.ID - Ramadan selalu membawa cerita unik setiap tahunnya, termasuk fenomena “war takjil” yang semakin ramai di media sosial.
Istilah War Takjil ini merujuk pada antusiasme masyarakat dalam berburu takjil, baik di pasar Ramadan, masjid, hingga pembagian gratis di jalanan.
Menariknya, bukan hanya umat Muslim yang ikut berburu, tetapi juga banyak non-Muslim yang meramaikan momen War Takjil ini. Baik karena solidaritas, rasa ingin tahu, atau sekadar mencari jajanan enak yang hanya muncul saat Ramadan.
Namun, di tengah euforia berbagi dan kebersamaan, muncul perdebatan seru di dunia maya. Salah satu pernyataan yang sering muncul adalah “Untukmu agamamu, takjilmu juga takjilku”, yang mengundang berbagai reaksi, mulai dari dukungan hingga protes.
Dan banyak juga yang memperbincangkan bahwa adanya War Takjil yang sering dilakukan umat muslim saat Ramadan, dan diikuti non muslim artinya inilah bentuk Ramdan penuh keberkahan.
BACA JUGA:5 Lauk Tahan Lama untuk Menu Sahur, Cocok untuk Anak Kos Lho
BACA JUGA:Ramadan Tiba! Warganet Bersiap Bukber, Ini Makna 'Bukber' yang Perlu Diketahui
Lalu, bagaimana sebenarnya fenomena “war takjil” ini berlangsung? Dan mengapa selalu menjadi perbincangan setiap tahun?
Di banyak tempat, pembagian takjil gratis menjelang maghrib menjadi ajang “perjuangan” tersendiri. Dari yang antri rapi sampai yang adu cepat, semuanya ingin mendapatkan bagian. Netizen menyebut fenomena ini sebagai "war takjil", karena sering kali terlihat seperti "pertempuran" kecil demi seporsi kolak atau es buah gratis.
Di luar war takjil gratisan, banyak juga netizen non-Muslim yang ikut menikmati suasana berburu takjil di pasar Ramadan. Dari es timun suri, kolak, hingga aneka gorengan, makanan-makanan khas ini memang menggoda siapa saja.
Banyak dari mereka yang membagikan pengalaman seru saat mencoba takjil khas Ramadan. "Gue baru tahu ada yang namanya biji salak, ini enak banget! Kenapa cuma ada pas Ramadan?", tulis salah satu netizen.
sebagian besar masyarakat justru menanggapinya dengan santai. Ramadan bagi banyak orang, tidak hanya soal ibadah puasa, tetapi juga tentang kebersamaan dan berbagi kebahagiaan.
Ramai juga di media sosial cuitan tentang ‘Untukmu Agamamu, Takjilmu Juga Takjilku’ Frasa ini muncul di media sosial sebagai respons atas fenomena non-Muslim yang ikut serta dalam berburu takjil. Kalimat ini merupakan plesetan dari prinsip "Untukmu agamamu, untukku agamaku", tetapi dalam konteks takjil.
Dalam unggahan yang di upload akun Instagram @pst0re menampilkan video non muslim yang ikut berburu takjil dan beragam komentar, seperti akun @panggilaku_lon “1 agama yang puasa 5 agama ikut-ikutan sambil emoticon terawa”.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: