Bukan Sekadar Hiburan, Tari Walijamaliha Banten Jadi Simbol Kreativitas Seni Tradisional untuk Menyambut Tamu

Bukan Sekadar Hiburan, Tari Walijamaliha Banten Jadi Simbol Kreativitas Seni Tradisional untuk Menyambut Tamu

Tari Walijamaliha Banten-@viweddingconsultant-Instagram

INFORADAR.ID – Tari Walijamaliha merupakan salah satu seni tari tradisional Banten yang menggambarkan keanggunan serta kreativitas dalam menyambut tamu kehormatan

Dalam budaya Banten, Tari Walijamaliha ini tidak hanya sekadar hiburan, tetapi juga merupakan bentuk penghormatan kepada para tamu istimewa yang datang. 

Setiap gerakan dalam Tari Walijamaliha Banten ini memancarkan keindahan dan kekayaan nilai budaya yang telah diwariskan turun-temurun dari generasi ke generasi.

BACA JUGA:Saman Aceh vs Saman Banten: Seni Tari Tradisional Bernafaskan Islam, Serupa Tapi Tak Sama

BACA JUGA:Jangan Salah, Ini 10 Cara Efektif Merawat Jaket Hoodie Agar Tetap Awet

Keistimewaan Tari Walijamaliha tidak hanya terletak pada gerakannya yang anggun, tetapi juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. 

Tarian ini menjadi simbol penyambutan yang penuh dengan makna, di mana setiap gerakan dan ekspresi memperlihatkan rasa hormat dan keramahan dari masyarakat Banten kepada tamu-tamu mereka. 

Dilansir dari Instagram @kebudayaanbanten.official, tari merupakan ekspresi jiwa yang menggunakan gerak ritmis sebagai sarana komunikasi rasa.

Seni tari merupakan hasil karya suatu masyarakat yang mencerminkan identitas, budaya dan sejarahnya. Masyarakat Banten memiliki beragam khazanah tari kreasi yang khas, salah satunya adalah tari walijamaliha.

BACA JUGA:Mahasiswa UIN SMH Banten Semester 5 Merapat, Yuk Daftar Beasiswa Cendekia Baznas 2024, Ini Persyaratannya

BACA JUGA:Perempuan Harus Tahu, Ini 6 Tips Melancarkan Haid Selain Banyak Minum Air Putih

Pada Festival Anyer tanggal 5 November 2010, Tari Walijamaliha diresmikan sebagai tari selamat datang yang menggambarkan identitas Banten.

Tari Walijamaliha lahir dari gagasan Ibu Hj. Ratu Atut Chosiyah, S.E., yang saat itu menjabat sebagai Gubernur Banten.

Proses pembuatan tari ini melibatkan seniman-seniman Banten yang dipimpin oleh Ibu Hj. Egi Djanuiswati, M.Sc., Kadisbudpar Provinsi Banten, dan memerlukan waktu satu tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: