Saman Aceh vs Saman Banten: Seni Tari Tradisional Bernafaskan Islam, Serupa Tapi Tak Sama
Dzikir Saman, Tari Tradisional Banten-@ignasdanar-Instagram
INFORADAR.ID – Seni tari tradisional Saman dari Aceh dan Banten merupakan warisan budaya yang bernafaskan Islam, meskipun memiliki perbedaan yang menarik.
Saman Aceh terkenal dengan gerakan yang energik dan diiringi dengan nyanyian yang sarat makna keagamaan, sering kali disebut sebagai 'Tari Dzikir'. Sedangkan Saman Banten memiliki ciri khas yang berbeda dalam ekspresi gerakan dan suasana spiritualnya yang mendalam.
Meskipun keduanya sama-sama mengangkat nilai-nilai Islam dalam penampilannya, Saman Aceh lebih dikenal dengan kerumitannya dalam ritme dan kekompakan gerakan, sementara Saman Banten menunjukkan nuansa yang lebih lembut dan reflektif dalam penyampaiannya.
BACA JUGA:Kotok Bongkok: Makanan Fermentasi Kluwek atau Picung Khas Lebak Banten, Sudah Coba Belum?
BACA JUGA:Tips Parenting: Panduan Membesarkan Anak Perempuan Tanpa Keterlibatan Ayah
Dilansir dari Instagram @budayainggeh, dzikir saman Banten tumbuh dan berkembang di bawa oleh para ulama ketika sedang menyebarkan agama Islam di Banten.
Namun dalam pertumbuhan dan perkembangannya, kemudian sampai sekarang, kesenian ini sudah banyak mengalami perubahan.
Dulu, pada awal pertumbuhannya, kesenian dzikir saman hanya dipertunjukkan pada saat memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Saat ini berkembang dan dipertunjukkan pada acara sunatan, perkawinan dan syukuran rumah. Adapun perubahan dalam pola gerak terjadi, dengan munculnya tarian dari penonton yang mengikuti irama vocal (beluk).
BACA JUGA:Membanggakan, Film Dokumenter ‘Lima Pare’ Karya Sineas Banten Masuk Nominasi Festival Film di Rusia
BACA JUGA:Tips Parenting Esensial untuk Anak Perempuan: Berikan Mereka 3 Persiapan Ini
Perubahan pada tarian merupakan desakan dari penonton yang menghendaki tarian saman lebih variatif. Sehingga sekarang gerakan dalam kesenian dzikir saman tidak hanya pada kaki melainkan ditambah dengan gerakan tangan.
Penamaan kesenian ini diambil dari kata ‘saman’ yang berarti delapan. Pada awalnya kesenian ini memang merupakan tarian yang terdiri atas delapan orang penari.
Kesenian ini disebut juga dzikir maulud karena di dalamnya disenandungkan syair-syair yang mengagungkan asma Allah SWT dan puji-pujian kepada Nabi Muhammad SAW yang terkumpul dalam kitab Barjanji.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: