HIV/AIDS di Kabupaten Serang Mencapai 931 Kasus, 53 Orang Meninggal Dunia

HIV/AIDS di Kabupaten Serang Mencapai 931 Kasus, 53 Orang Meninggal Dunia

-Ilustrasi : https://www.womenshealth.gov/-

SERANG, INFORADAR.ID – Kasus HIV/AIDS di Kabupaten Serang sejak 2015 hingga Juni 2023 mencapai 931 kasus. Dari jumlah itu sebanyak 53 orang sudah meninggal dunia.

Data tersebut berdasarkan hasil test deteksi dini yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Serang. Kasus HIV/AIDS paling banyak ditemukan pada 2021 sebanyak 152 kasus dengan angka kematian 11 orang.

Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit pada Dinkes Kabupaten Serang Istianah Hariyanti menjelaskan, temuan kasus HIV/AIDS pada tiga tahun terakhir sangat mengkhawatirkan. Bahkan pada enam bulan di tahun ini saja, pihaknya sudah menemukan 95 kasus dengan 2 orang meninggal dunia.

"Penemuannya hampir sama, kalau 2022 sebanyak 102 kasus HIV, AIDS 36 dan yang meninggal 4. Kemudian 2021 HIV 113, AIDS 28 yang meninggal 11, jadi memang bervariasi jumlahnya," katanya, Minggu, 27 Agustus 2023.

Ia mengatakan, tahun ini pihaknya memiliki target pengecekan terhadap 44 ribu sasaran yang termasuk dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM). Hingga kini sudah memeriksa sebanyak 17 ribu atau sekitar 39 persen.

"Kendalanya banyak, kalau untuk populasi kunci kita kerjasama dengan Bina Muda Gemilang (BMG) ini mereka yang masuk ke komunitas LSL, waria, wanita pekerja seks sehingga bisa menggerakkan mereka untuk melakukan tes HIV," jelasnya.

Ia mengatakan, untuk mereka yang telah dinyatakan positif HIV/AIDS, Dinkes Kabupaten Serang kemudian akan memberikan treetmen agar jumlah virus di dalam tuhuhnya tidak semakin banyak. "Kita tidak berhenti dari deteksi, yang positif kita berikan obat ARV, ini bisa didapatkan di RSDP dan ada 16 layanan puskesmas yang sudah dilatih pengobatan namanya Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP)," jelasnya.

Setelah dibarikan obat, akan ada evaluasi terhadap proses pengobatan yang telah berlangsung. Hal itu untuk melihat evektivitas dari proses pengobatan yang dilakukan. "Setelah diobati ada evaluasi yaitu dengan viral load untuk melihat efek dari pengobatan apakah kadar virus di tubuh menurun atau belum," katanya.

Untuk obat ARV dan layanan PDP dapat diakses pada 17 Fasilitas Layanan Kesehatan (Fasyankes) yakni RSUD Dradjat Prawiranegara dan 16 Puskesmas yang ada di Kabupaten Serang. "Paling banyak pasiennya di Puskesmas Ciruas dan Cikande. Dua kecamatan itu banyak melayani pasien dengan pengobatan," jelasnya.

Saat ini pihaknya juga tengah melakukan aktivasi pengobatan untuk HIV/AIDS untuk enam Puskesmas yaitu Puskesmas Keragilan, Lebakwangi, Kopo, Jawilan, Cinangka dan Waringinkurung.

Pihaknya meminta kepada masyarakat untuk tidak memberikan stigma negative pada pasien-pasien HIV/AIDS agar mereka tidak takut dan malu berobat. Pada dasarnya mereka membutuhkan suport dan dukungan dari masyarakat. "Karena ada juga orang HIV bukan karena perilaku menyimpang, ada juga anak-anak dan ibu hamil yang kebanyakan ibu rumah tangga yang tidak tahu apa-apa," ucapnya.

Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Serang Adhadi Romli mengaku prihatin dengan banyaknya kasus HIV/AIDS yang muncul di kabupaten Serang. Apalagi, kasus didominasi oleh perilaku seks menyimpang. "Apalagi wilayah Kabupaten Serang yang dikenal religiusnya ya tetapi justru banyak kasus HIV/AIDS yang justru didominasi oleh perilaku seks menyimpang," katanya.

Ia meminta kepada Pemerintah Kabupaten Serang melalui Dinas Kesehatan untuk melakukan upaya-upaya preventif agar kasus tersebut tidak semakin meluas. "Dinkes harus melakukan monitoring dan sosialisasi yang intensif terhadap masyarakat terkait bahaya HIV/AIDS," jelasnya.

Ia juga mendorong pemerintah untuk memberikan sosialisasi kepada pelajar-pelajar yang ada di Kabupaten Serang baik ditingkat SMP maupun SMA mengenai bahaya penyakit HIV/AIDS dan juga cara penularannya. "Lingkungan sekolah penting diberi pemahaman terkait bahaya HIV/AIDS dan apa saja yang dapat menularkan. Pemahaman itu penting untuk upaya pencegahan," terangnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: