Mengenang Geger Cilegon Lewat Senjata Tradisional yang Digunakan Pejuang Melawan Belanda
Sejumlah benda pusaka pada Abad 18 saat Geger Cilegon dipamerkan di Rumah Dinas Walikota Cilegon.-Tangkapan layar bantenraya.com-
CILEGON, INFORADAR.ID - Siapa tak kenal sejarah Geger Cilegon? Sebagian siswa/siswi SD/MI, SMP/MTs dan SMA/SMK di Kota Cilegon pastinya sudah ada yang paham dan bahkan pernah membawakan ceritanya.
Sebab, Geger Cilegon menjadi salah satu judul cerita pilihan bagi para siswa/siswi yang mengikuti Lomba Bercerita yang setiap tahun diadakan oleh Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Kota Cilegon.
Nah, untuk mengenang dan membayangkan peristiwa Geger Cilegon, bisa lewat senjata tradisional yang dipergunakan oleh para pejuang kala itu melawan penjajah Belanda.
Nah, kini sejumlah benda pusaka abad 18 yang terkait Geger Cilegon bisa kembali dilihat masyarakat luas.
Sejumlah benda tersebut dipamerkan dalam peringatan Geger Cilegon yang digelar para pegiat budaya, kesenian dan sejarah di Kota Cilegon di Rumah Dinas Wali kota Cilegon, Jombang Wetan.
Kali ini para pegiat tersebut juga membuat museum mini memamerkan berbagai benda pusaka yang diwariskan kepada keturunan pejuang Geger Cilegon.
Benda itu dipamerkan sebagai bentuk salah satu peninggalan sejarah dan saksi bisu peperangan melawan kolonial Belanda melalui peristiwa Geger Cilegon.
Benda-benda tersebut saat peristiwa Geger Cilegon diyakini dipergunakan oleh pejuang Cilegon melawan Kompeni Belanda. Antara lain berupa keris, golok, pisau dan tombak.
Plt Sekretaris Dinas Kebudayan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cilegon Tini Suswatini menjelaskan, dipamerkannya senjata itu menjadi bentuk simbol perjuangan, sehingga dibuatkan museum mini yang dikunjungi para siswa.
"Yah ini benda-benda pusaka sengaja dipinjam dari para ahli waris. Untuk dapat dikenalkan dikenalkan kepada khalayak ramai. Terutama para siswa/siswi dan pemuda agar mengenal sejarah perjuangan para leluhur dulu," katanya, Senin 11 Juni 2022.
Tini menyampaikan, selain senjata beberapa peninggalan lainnya seperti mesin jahit, koin, kitab, koran bahasa Arab dan bahasa Belanda serta foto-foto para pejuang ikut dipamerkan.
"Ada juga benda lainnya yang menunjukkan perjuangan, misalnya koran bahasa Arab dan bahasa Belanda. Selanjutnya ada juga mesin jahit, koin, juga kitab tua pada abad 18," imbuhnya.
Tini menyampaikan, dengan adanya musium tersebut, pihaknya ingin terus mengenalkan soal sejarah yang pernah terjadi. Dimana para pendahulu berjuang untuk kemerdekaan. "Kami ingin generasi penerus ini memahami akan sejarah yang ada di geger Cilegon," ujarnya.
Sementara itu, Walikota Cilegon Helldy Agustian menjelaskan, tidak ada perjuangan yang bisa menghabisi seluruh musuh Belanda selain para pejyang Geger Cilegon.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: