Gempar! Jenazah Pak Andi Berdiri Setelah Dibacakan Tahlil

Gempar! Jenazah Pak Andi Berdiri Setelah Dibacakan Tahlil

Ilustrasi Pixabay--

INFORADAR.ID - Kampung ini dikutuk. Semua warganya akan kembali ke tanah kelahirannya. Hidup atau mati. 

Ratusan tahun berlalu. Zaman telah berubah.  Namun, kutukan dari salah satu anggota Wali Songo itu masih berlaku. 

Kampung yang dikutuk ini berada di Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Jauh dari perkotaan. 

Iman menyaksikan kutukan itu. Pengalaman yang tidak masuk nalarnya itu terjadi tahun 1989 silam. 

Saat itu, Iman masih kuliah di sebuah perguruan tinggi di Surabaya, Jawa Timur. Pemuda asal Jakarta ini indekos di wilayah Utara Surabaya. 

Sebagai mahasiswa baru, Iman belum banyak memiliki teman di perantauan. Untungnya, ada Hadi.  

Hadi merupakan kerabat Iman. Di Surabaya, Hadi juga belum lama. Dari Jakarta, dia pindah ke Surabaya beberapa bulan sebelum Iman kuliah di kota yang sama. 

Rumah Hadi tidak satu kampung dengan tempat indekos Iman. Namun, mereka sering bertemu. Hadi kerap menyambangi Iman. 

Ketika Hadi main ke tempat Iman, ada kabar kalau salah satu tetangga Hadi meninggal dunia. Namanya, Pak Andi. Marbot masjid di kampungnya.  

Semasa hidup, Pak Andi lebih banyak menghabiskan waktunya di masjid. Selepas subuh, Pak Andi membersihkan masjid, atau melakukan kegiatan lain di masjid sampai malam hari.  

Pak Andi baru pulang ke rumahnya selepas isya. Kemudian, akan kembali lagi ke masjid jelang azan subuh. Setiap hari, Pak Andi melakukan rutinitas itu. 

“Man, ikut takziyah yuk,” pinta Hadi. 

Hadi butuh teman karena di kampungnya, dia juga tergolong orang baru. Belum banyak tetangga yang dia kenal. 

Hari sudah sore. Menjelang magrib. Hadi memboncengkan Iman menggunakan motornya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: