Gempar! Jenazah Pak Andi Berdiri Setelah Dibacakan Tahlil
Ilustrasi Pixabay--
Saat Hadi dan Iman sampai di rumah duka, jenazah Pak Andi telah disemayamkan ruang tengah. Hadi dan Iman ikut bergabung dengan para tetangga yang sibuk. Membantu keluarga Pak Andi mempersiapkan pemakaman almarhum.
Adat di kampung ini, pemakaman biasa dilakukan pada malam hari. Tidak perlu menunggu pagi atau siang esok harinya. Kecuali, ada permintaan dari keluarga almarhum. Yang biasanya meminta pemakaman ditunda sampai keluarganya di perantauan tiba.
Permasalahan lain muncul. Istri Pak Andi tidak berkenan jika jenazah suaminya dimakamkan di kampung tempat tinggalnya. Kepada pengurus RT dan tokoh masyarakat kampung, dia meminta agar jenazah Pak Andi dimakamkan di kampung halaman mereka. Di Kabupaten Lamongan.
“Ini permintaan dari orangtua suami saya,” kata istri Pak Andi.
Permintaan itu dipenuhi. Namun, pengurus RT dan tokoh masyarakat sepakat akan mengantarkan jenazah Pak Andi esok pagi.
“Bu, besok pagi ya, subuh-subuh kita antar ke Lamongan,” ujar salah satu pengurus RT.
Karena, waktu itu tidak ada mobil yang bisa digunakan. Tahun 1989, tidak ada warga kampung ini yang memiliki mobil. Angkutan umum juga tidak banyak.
Pertimbangan lainnya adalah waktu tempuh Surabaya-Lamongan. Jarak kedua kota ini 56-57 kilometer. Tergantung rute yang digunakan.
Untuk saat ini, Surabaya-Lamongan bisa ditampuh dalam waktu 1 jam 56 menit menggunakan mobil.
Tapi, kondisi jalan sekarang berbeda dengan tahun 1989. Jalan raya tidak semulus sekarang. Tidak selebar saat ini. Saat itu, waktu tempuh Surabaya-Lamongan bisa 4-5 jam.
Alasan itu tidak dianggap. Istri Pak Andi ngotot. Meminta agar jenazah suaminya tetap diantarkan ke kampung halaman mereka. Malam itu juga.
Perdebatan kecil terjadi. Istri Pak Andi akhirnya terpaksa mengalah.
“Ya sudah. Bapak-bapak pulang saja. Tidak usah nunggu di sini,” kata istri Pak Andi.
Permintaan istri Pak Andi sempat membuat tetangganya heran. Tapi, mereka tidak menanggapinya. Mereka pun tidak beranjak dari rumah Pak Andi.
Hadi, Iman, dan para tentangga tetap duduk-duduk di halaman depan rumah Pak Andi. Membaca tahlil. Mendoakan jenazah Pak Andi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: