Darah Haid Pertama Nyai Berujung Petaka, Menyedihkan dan Menyeramkan
Ilustrasi Foto Pixabay--
“Di dalam mimpi, ibu selalu bilang, jangan ke situ,” tutur Fitri.
Kejanggalan juga terjadi di dalam foto Nyai. Foto bersama Fitri dan Indri ketika Nyai mengabadikan momen persahabatan mereka menggunakan kamera handphone Nokia miliknya.
Di dalam foto itu, Fitri seolah melihat wajah Nyai semakin pucat. Kelopak matanya semakin cekung.
Teror hantu Nyai juga dialami oleh penjual pulsa yang menjadi langganan Nyai semasa hidup. Saat itu, hampir pukul 12.00 malam.
Ketika memainkan handphone-nya, penjual pulsa itu diminta untuk melayani pulsa yang dipesan hantu Nyai. “Mang, beli pulsanya dong,” katanya.
Begitu kepalanya mendongak, penjual pulsa ini langsung kabur. Lari masuk ke dalam konter. Dia melihat hantu Nyai berlumuran darah. Menetes ke kaca etalase handphone.
Beberapa menit kemudian, setelah menenangkan diri, penjual pulsa ini mengintip konternya. Hantu Nyai sudah tidak ada.
Kaca etalase konternya pun bersih. Tidak ada ceceran darah seperti yang dia lihat sebelumnya.
Teror hantu Nyai ini sempat membuat ibu kandungnya depresi. Dia seolah tidak bisa menerima kematian Nyai.
Setiap malam hari, ibu kandung Nyai selalu duduk di balai-balai di depan rumahnya. Setiap ada warga yang menyapa, perempuan paruh baya itu selalu bilang sedang menunggu Nyai yang belum pulang.
Keluarga Nyai akhirnya mendengar tentang mimpi Indri bertemu Nyai. Tentang pengakuan Nyai dalam mimpi bahwa sebenarnya dia belum meninggal dunia ketika dimakamkan.
Ditambah dengan teror hantu Nyai kepada beberapa warga, keluarga Nyai akhirnya memutuskan untuk melakukan ritual. Untuk menyempurnakan pemakaman Nyai.
Keluarganya tidak mungkin membongkar kembali makam Nyai. Mereka memutuskan untuk menggelar pengajian lagi. Untuk mendoakan Nyai.
Sejak itu, hantu Nyai tidak lagi muncul.
Cerita ini disampaikan langsung oleh Fitri. Lewat tayangan di chanel youtube Lentera Malam. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: