Darah Haid Pertama Nyai Berujung Petaka, Menyedihkan dan Menyeramkan

Darah Haid Pertama Nyai Berujung Petaka, Menyedihkan dan Menyeramkan

Ilustrasi Foto Pixabay--

Bersama Fitri dan Indri, Nyai semasa hidup memang sering keluar. Hanya sekadar jalan kaki keliling kampung.  

Jika tidak ada hiburan dari sebuah tempat hajatan, mereka bertiga baru akan pulang ketika waktu sudah menunjukkan pukul 12.00 malam. 

Ada pula warga yang sering melihat hantu Nyai duduk di balai-balai bambu di depan rumahnya. Kehadirannya selalu di atas pukul 01.00 dini hari. 

Hantu Nyai juga mendatangi rumah Fitri. Adalah ibu kandung Fitri yang merasakannya.  

Selama empat malam, ibu kandung Fitri mendengar suara gesekan bambu atau kayu balai-balai di depan rumahnya seperti ada yang menduduki. Tapi saat diintip dari dalam rumah, tidak ada siapa-siapa. Tidak ada orang yang duduk di balai-balai. 

Ibu kandung Fitri teringat, Nyai selalu duduk di balai-balai di depan rumahnya ketika bermain dengan Fitri dan Indri.  

Yang membuat Fitri dan keluarganya ketakutan adalah ketika Aris, kakak kandung Fitri, bermimpi. Dalam mimpinya, Nyai datang ke rumah. Nyai didampingi seorang cowok. Usia mereka sebaya.  

Dari luar jendela, Nyai memanggil-manggil Fitri. Nyai mengajak Fitri untuk bermain. 

Aris terbangun. Sedetik kemudian, dia mendengar jendelanya diketuk-ketuk dari luar.  

Pada ketukan ketiga, Aris lari keluar kamar. Ketakutan. Dia menuju kamar tidur orangtuanya.  

Malam itu, Aris dan Fitri tidur bersama orangtuanya.  

Ajakan Nyai untuk main bersama juga pernah dialami Fitri lewat mimpi. Fitri dipanggil oleh Nyai. 

Fitri mendekat. Menghampiri Nyai yang terus melambaikan tangan agar Fitri mendekat.  

Namun, di dalam mimpi, Fitri menghentikan langkahnya. Dia mengikuti larangan ibu kandungnya untuk tidak mendekati Nyai.  

Anehnya, Fitri selalu bermimpi yang sama. Nyai selalu mengajaknya bermain. Tapi, selalu gagal oleh larangan ibu kandung Fitri. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: