Obat Perkutut

Obat Perkutut

Ilustrasi Foto Pixabay--

            Hp di atas meja ku ambil dan langsung menghubungi Yadi. Ternyata benar, hp Yadi mati. Beberapa kali ku ulangi menghubunginya tetap tak ada nada panggilan. Aku jadi ikut khawatir. Karena aku tahu siapa Yadi, orangnya bukan tipe anak muda yang suka nongkrong atau nginap di sembarang tempat jika tidak ada keperluan. Biasanya Yadi di kebun hanya sampai sore, dan setelah itu langsung pulang. Sedangkan yang nginap dikebun hanya Mang Saliman sebagai penjaga kebun sawit tersebut.

 

            Besok harinya, ketika membuka pintu rumah setelah pulang dari kota kabupaten, dikeremangan senja sepintas aku melihat Yadi jalan kaki sambil menunduk kearah rumahnya. Pakaiannya lusuh dan jalannya gontai.

 

“Yad … Yadi,  kemanasaja kau, emakmu sudah nyari keman-mana?” teriakku

 

Namun Yadi tak menoleh.

 

“Yad …Yadi, perkututmu dah banyak yang mati, mengapa ga kau kasih obatnya?”

 

Yadi tetap berjalan sambil menunduk.

 

“Yadi…kok tumben jalan, kemana motormu?”

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: