Pendaki Gunung Ini Nyaris Jadi Budak di Pasar Gaib Gunung Ciremai

Pendaki Gunung Ini Nyaris Jadi Budak di Pasar Gaib Gunung Ciremai

Salah satu puncak Gunung Ciremai. Foto: Instagram @eriicksukmataruna2--

Nenek itu menunjukkan warung sayur yang dikencingi oleh teman Badru. Namun, nenek itu bilang bahwa Badru lah yang mengencingi warung sayur. 

"Udah, kamu nggak bisa balik. Kamu jadi karyawan saya. Kamu tidak saya bayar," kata Badru menirukan perkataan si nenek. 

Pada saat mereka jalan, seorang lelaki datang menghampiri. Usianya paruh baya. Dia mengenakan jubah putih. Kepalanya ditutup surban, juga putih. 

“Pakaiannya seperti wali gitu. Dia bilang, Mas, udah kamu di sini sama saya. Ibu itu urusan saya,” tutur Badru. 

Perkataan lelaki itu membuat si nenek marah. Mereka berdebat. 

Si nenek ngotot ingin melampiaskan kemarahannya sama Badru. Sementara, lelaki bersurban membela Badru. 

“Si nenek bilang, apa untungnya buat kamu membela dia. Si bapak (lelaki bersurban) bilang, ini orang baik, dia nggak tahu apa-apa,. Dia punya keluarga. Dia harus pulang,” kata Badru.  

Menurutnya, bahasa yang mereka gunakan bukan bahasa Indonesia atau bahasa Sunda. Mereka menggunakan bahasa kuno. 

“Tapi saya tahu maksudnya,” ucap Badru. 

Lelaki bersurban itu akhirnya ikut mendampingi Badru yang diajak keliling pasar oleh si nenek dan pengawalnya. Ketika berkeliling, lelaki bersurban ini meminta Badru agar selalu berada di dekatnya. 

Mereka tiba di sebuah sumur, di dalam pasar. Badru merasa haus. Enak kalau bisa minum, pikir Badru. 

Beberapa detik kemudian, pengawal si nenek menghampiri Badru. Menawarkan minum di dalam gelas. Pengawal ini seolah tau apa yang dipikirkan Badru. 

Badru menolaknya. "Saya ingat pesan orangtua, jangan kau minum, jangan kau makan kalau ada yang ngasih di alam lain. Karena itu jebakan. Katanya, kalau kita menerima tawarannya, kita bisa menyatu dengan mereka," tuturnya. 

Badru menahan haus dan lapar. Padahal, menurutnya, di pasar gaib itu, matahari tengah terik. Seperti jam 12.00 di alam nyata. 

Godaan kembali datang. Badru diperlihatkan segelas minuman seperti jus dingin. Untungnya, Badru masih teringat pesan orangtuanya. Dia tidak meminumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: