Saat KKN, Delapan Mahasiswa Nyaris Jadi Tumbal Kepala Desa

Saat KKN, Delapan Mahasiswa Nyaris Jadi Tumbal Kepala Desa

Foto: Facebook Wisata Ritual Pesugihan Gunung Kawi--

Fuji diselamatkan para mahasiswa. Mereka mengguncang-guncang tubuh Fuji. Para mahasiswa mengira, Fuji tengah mengalami mimpi buruk. 

Setelah meminum air putih pemberian para mahasiswa, Fuji kembali menutupi peristiwa yang baru dialaminya. Dia tidak mau merusak KKN teman-temannya. 

Hari berbeda, giliran Hari yang diteror. Mahasiwa ini tidak ikut ajakan warga desa untuk kerja bakti. Dia memilih tinggal sendiri di rumah. Untuk menyusun laporan kegiatannya. 

Hari mengerjakan laporannya di tempat tidur. Hari tengkurap. 

Tiba-tiba, Hari diduduki Kuntilanak. Hari dipeluk dari belakang tubuhnya. Tangan Kuntilanak menutupi wajah Hari. 

Hari ketakutan. Berlari keluar rumah. Menyusul mahasiswa lain yang tengah ikut kerja bakti. 

Fuji yang tahu gelagat Hari, membawanya menjauh dari para mahasiswa dan warga.  

Hari dibawa ke balai desa. Di situ, Hari menceritakan pengalaman yang baru dialaminya.  

“Saya bilang ke Hari kalau gue, Dewi sudah mengalami. Mungkin sekarang elu,” kata Fuji.   

Lagi-lagi, Fuji meminta agar Hari tidak menceritakan sosok Kuntilanak yang mengganggunya. 

Obrolan Fuji dan Hari rupanya didengar oleh salah satu pemuda desa. Pemuda itupun memberikan informasi bahwa rumah yang dijadikan mahasiswa menginap selama KKN, merupakan rumah yang telah kosong selama 20 tahun. 

Pemuda desa itu bilang, pemilik rumah itu seorang saudagar kaya. Namun, sudah meninggal dunia. Jadi tumbal pesugihan.  

Anak dan istri si saudagar juga telah meninggal dunia. Bahkan, terlebih dulu dibandingkan si saudagar. Mereka dijadikan tumbal pesugihan. 

Keyakinan warga desa, karena jenazah istri dan anak-anak si saudagar ditemukan dalam keadaan tidak wajar. Bola matanya hilang. 

Si saudagar juga sama. Jenazahnya ditemukan tanpa bola mata. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: