INFORADAR.ID - Hadirnya sang buah hati merupakan suatu yang didamba-dambakan oleh setiap orang tua. Tumbuh kembangnya pun harus selalu diperhatikan agar tidak terjangkit penyakit maupun mengalami stunting.
Dear emak-emak, perlu diketahui Stunting, dikenal sebagai pertumbuhan terhambat. Stunting jadi masalah kesehatan global yang memengaruhi pertumbuhan fisik dan perkembangan anak-anak. Kondisi ini terjadi ketika anak-anak mengalami kurang gizi, terutama dalam masa pertumbuhan awal mereka.
Stunting dapat memiliki dampak jangka panjang pada kesehatan fisik, mental, dan kemampuan belajar anak, sehingga pencegahan menjadi sangat penting. Artikel ini akan membahas penyebab stunting, dampaknya, dan cara-cara efektif untuk mencegahnya.
Apa itu Stunting?
Stunting adalah kondisi ketika pertumbuhan fisik anak terhambat, mengakibatkan tinggi badan anak yang lebih rendah dari rata-rata anak seusianya. Ini terjadi terutama pada masa awal kehidupan, saat anak-anak seharusnya mengalami pertumbuhan yang pesat. Stunting umumnya diukur dengan indeks panjang badan untuk usia (PB/U) atau indeks berat badan untuk usia (BB/U), dan anak yang mengalami stunting biasanya memiliki skor di bawah batas tertentu yang ditentukan oleh organisasi kesehatan seperti WHO.
Penyebab Stunting
Stunting disebabkan oleh berbagai faktor yang berkaitan dengan gizi, sanitasi, pelayanan kesehatan, dan faktor lingkungan. Berikut adalah beberapa penyebab utama stunting:
BACA JUGA:Mujarab untuk Obati Hipertensi, Begini Cara Olah Buah Mengkudu Sebelum Dikonsumsi
1. Kurang Gizi: Salah satu penyebab utama stunting adalah kurang gizi, terutama kekurangan zat gizi esensial seperti protein, zat besi, vitamin A, dan asam folat selama masa pertumbuhan anak.
2. Infeksi dan Penyakit: Infeksi kronis seperti diare, cacingan, dan penyakit menular lainnya dapat mengganggu penyerapan nutrisi, sehingga berkontribusi pada stunting.
3. Kurangnya Akses ke Air Bersih dan Sanitasi: Sanitasi yang buruk dan akses terbatas ke air bersih dapat meningkatkan risiko infeksi dan gangguan gizi.
4. Polusi Udara dalam Ruangan: Pajanan terhadap asap kayu atau bahan bakar lain yang digunakan untuk memasak dalam ruangan dapat merusak kesehatan pernapasan anak dan berdampak pada pertumbuhan mereka.
5. Praktik Pemberian Makanan dan ASI: Cara orang tua dan perawat memberi makan anak-anak, serta lama pemberian ASI, dapat memengaruhi risiko stunting.
6. Kondisi Sosial Ekonomi dan Pendidikan: Keluarga yang hidup dalam kemiskinan, memiliki akses terbatas ke perawatan kesehatan, dan rendah pendidikan cenderung memiliki risiko lebih tinggi terhadap stunting anak.
Dampak Stunting