Fenomena Hipogami: Ketika Perempuan Tak Lagi Terpaku pada Status Pasangan yang Lebih Tinggi
Ilustrasi pasangan fenomena hipogami-Pinterest/i.iris-
Seiring bertambahnya jumlah perempuan yang menempuh pendidikan tinggi dan meraih karir gemilang, aturan lama dalam memilih pasangan mulai ditinggalkan.
Di Amerika Serikat, data Pew Research Center tahun 2023 menyebutkan:
- Sebanyak 24% perempuan menikah memiliki pendidikan lebih tinggi dari suaminya.
- Sekitar 29% pasangan hidup dengan penghasilan hampir seimbang.
- Bahkan 16% perempuan menjadi tulang punggung utama di rumah tangga.
Ini menunjukkan bahwa kini banyak hubungan tak lagi menempatkan laki-laki sebagai pemegang kendali penuh.
BACA JUGA: Tradisi Nyate Daging Kurban: Waw! Ternyata Ini Maknanya di Balik Perayaan Idul Adha
BACA JUGA: Tidur Ideal Bikin Jantung Aman! Yuk, Cegah Serangan Mendadak Mulai Sekarang
Asia dan Negara Berkultur Patriarki Mulai Terkesan
Fenomena serupa juga muncul di negara-negara yang sebelumnya kuat mempertahankan tradisi.
Di India, praktik menikah dalam kasta yang sama mulai dilonggarkan, meski masih dominan.
Di Iran, banyak perempuan lulusan universitas kesulitan menemukan pasangan dengan status selevel, karena norma patriarki masih sangat kuat. Akhirnya, banyak yang memilih pasangan di luar standar konvensional.
Media Sosial: Tempat Bertemunya Dua Arah Pandang
Di satu sisi, media sosial membuka ruang diskusi yang sehat soal pilihan pasangan. Namun di sisi lain, muncul pula tren seperti "passport bros" atau "tradwife" yang justru mempromosikan kembalinya peran tradisional dalam rumah tangga.
Namun banyak ahli menyebut, tren ini lebih ramai di dunia maya dibandingkan dalam kenyataan.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
