Disway Award

Fenomena Hipogami: Ketika Perempuan Tak Lagi Terpaku pada Status Pasangan yang Lebih Tinggi

Fenomena Hipogami: Ketika Perempuan Tak Lagi Terpaku pada Status Pasangan yang Lebih Tinggi

Ilustrasi pasangan fenomena hipogami-Pinterest/i.iris-

INFORADAR.ID - Belakangan ini, fenomena hipogami makin sering terdengar dalam perbincangan seputar hubungan dan pernikahan modern. 

Fenomena hipogami mengacu pada situasi di mana perempuan memilih pasangan dengan latar belakang pendidikan, ekonomi, atau status sosial yang lebih rendah. 

Memang, kondisi ini mungkin dianggap tidak ideal atau bahkan tidak ideal, namun saat ini, fenomena hipogami justru mulai dianggap sebagai bentuk kebebasan dalam menentukan pasangan. 

Di banyak negara, termasuk di kawasan Asia, fenomena hipogami mulai menunjukkan bahwa pola pikir masyarakat terhadap hubungan perlahan berubah. 

Singkatnya, fenomena hipogami menjadi cerminan dari semangat kesetaraan yang semakin diterima dalam kehidupan cinta masa kini.

BACA JUGA: Dedi Mulyadi Murka di Acara Nganjang Ka Warga: Ini Forum Rakyat, Bukan Persikas!

BACA JUGA: 7 Cara Aman Konsumsi Daging Kurban, Gak Khawatir Kolesterol Tinggi atau Tekanan Darah Naik


Ilustrasi: pasangan sesuai standar-Freepik.com-cookie_studio

Mengulik Arti Hipogami

Secara sederhana, hipogami adalah kondisi ketika seseorang terutama perempuan, menjalin hubungan dengan pasangan yang memiliki tingkat pendidikan atau penghasilan lebih rendah. 

Ini merupakan kebalikan dari hipergami, yang selama ini dianggap sebagai “standar umum” dalam memilih pasangan, yaitu mencari yang lebih tinggi secara sosial maupun finansial.

Namun sekarang, perempuan semakin percaya diri untuk mengambil keputusan sendiri tanpa tekanan dari norma tradisional. 

Pilihan mereka tak lagi terikat pada siapa yang lebih tinggi, tapi siapa yang paling cocok secara emosional dan nilai hidup.

Perempuan Mandiri, Norma Lama Mulai Luntur

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: