Fenomena Throning: Tren Pacaran di Kalangan Gen Z di Tahun 2024
Tren Pacaran -web / Hello Sehat-
INFORADAR.ID - Tahun 2024 menyaksikan munculnya berbagai tren baru di dunia kencan, salah satunya adalah fenomena yang dikenal sebagai throning.
Istilah ini menjadi sorotan setelah muncul dalam laporan Google Trends sebagai salah satu pencarian paling populer di kalangan Generasi Z (Gen Z). Mari kita eksplor lebih lanjut tentang apa itu takhta dan pemaknaannya dalam hubungan romantis saat ini.
Apa Itu Throning?
Throning Merujuk pada perilaku dalam kencan di mana seseorang mencari pasangan yang memiliki status sosial lebih tinggi atau pengaruh besar.
Tujuannya adalah untuk meningkatkan citra diri mereka sendiri. Dalam konteks ini, "tahta" melambangkan kekuasaan atau pengaruh yang dimiliki oleh pasangan yang diincar.
BACA JUGA:Pacitan: Destinasi Impian untuk Liburan Keluarga
BACA JUGA:Jelajahi Pesona Jawa Timur: Destinasi Wisata yang Wajib Dikunjungi
Fenomena ini sering kali berkaitan dengan masalah harga diri dan kebutuhan akan validasi sosial, di mana individu merasa lebih bernilai ketika menjalin hubungan dengan orang yang dianggap berkelas atau berkuasa.
Dibandingkan dengan istilah sebelumnya, istilah seperti "gold digger" digunakan untuk menggambarkan hubungan yang berdasarkan motif finansial. Namun, tahta memperluas cakupan tersebut. Kini, motivasi tidak hanya terbatas pada uang, tetapi juga mencakup kekuasaan , popularitas , dan pengaruh sosial.
Dengan demikian, individu yang terlibat dalam penobatan tidak hanya ingin "menggali emas", tetapi juga ingin mendapatkan "singgasana" untuk memperoleh kekuasaan dan pengakuan.
Meskipun tahta menarik perhatian, fenomena ini juga memiliki sisi gelap. Tekanan untuk mempertahankan citra ideal di mata masyarakat dapat mempengaruhi kesehatan mental individu yang merasa harus terus membuktikan dirinya.
BACA JUGA:7 Pulau Terbaik untuk Pecinta Snorkeling
BACA JUGA:Liburan Akhir Pekan Makin Asyik! Jelajahi 3 Curug Keren di Bogor Ini
Dikutip dari NDTV Profit, psikolog Divyanshi Prabhakar mengungkapkan betapa pentingnya mengenali nilai diri yang tidak bergantung pada persepsi orang lain. Hubungan yang sehat seharusnya dibangun atas rasa hormat, nilai bersama, dan koneksi emosional yang autentik, bukan sekadar status sosial.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: