Manchester City Sedang Tidak Baik-baik Saja
Josep Guardiola, manager Manchester [email protected]
INFORADAR.ID - Guardiola tengah merasakan salah satu masa tersulit dalam karier kepelatihannya usai Manchester City mengalami empat kekalahan berturut-turut, situasi yang belum pernah terjadi sejak ia menangani klub Inggris tersebut.
Terakhir, Manchester City mengalami kekalahan saat menghadapi Brighton, yang melengkapi tiga kekalahan sebelumnya. Pasukan Guardiola kalah di Piala Carabao melawan Tottenham (2-1), di Liga Premier melawan Bournemouth (2-1), dan kekalahan di Liga Champions dari Sporting CP (4-1).
Melansir Marca, kekalahan telak ini memecahkan catatan apik Guardiola yang tak terkalahkan dalam 25 pertandingan Liga Champions sejak Mei 2022.
Rentetan hasil buruk Manchester City ini membuat Guardiola terlihat sangat kecewa, seperti yang pernah ia rasakan saat menangani Bayern Munich pada musim 2014-15, meskipun salah satu kekalahan Bayern kala itu terjadi lewat adu penalti.
BACA JUGA:Real Madrid Krisis Bek Tengah, Tah Jadi Opsi
BACA JUGA:Kesan-kesan Kevin Diks Setelah Gabung Timnas Indonesia, Siap Debut vs Jepang
Penyebab Penurunan Performa Manchester City
Meski mencetak gol, Erling Haaland tidak mampu membawa Manchester City memenangkan pertandingan saat melawan Brighton pada matchweek 11 Premier League-mancity-instagram.com
BACA JUGA:Napoli dan Inter Milan Berbagi Angka, Atalanta dan Fiorentina ke Papan Atas Serie A
Salah satu penyebab terbesar penurunan performa City adalah ketidakhadiran Rodri, yang perannya tak tergantikan di lini tengah.
Guardiola telah mencoba berbagai pemain sebagai alternatif, seperti Kovacic, Matheus Nunes, dan Gündogan.
Namun, hasilnya belum efektif, menunjukkan bahwa City perlu mendatangkan pemain baru di bursa transfer musim dingin untuk mengatasi kekosongan ini.
Selain itu, ketergantungan City pada Erling Haaland semakin terlihat. Dari total 22 gol yang dicetak City di Liga Premier, 12 di antaranya merupakan kontribusi Haaland.
Cedera yang dialami oleh pemain kunci lainnya, seperti De Bruyne, Doku, dan Grealish, semakin memperparah situasi, memaksa Haaland menjadi tumpuan utama tim di lini serang.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: marca.com