Penyandang Disabilitas Sulit Mendapatkan Akses Perbankan
Potret dua orang penyandang distabilitas-doc pribadi-
INFORADAR.ID – Penyandang disabilitas kerap kali dipandang sebelah mata oleh berbagai pihak, termasuk Pelaku Usaha Jasa Keuangan (PUJK). Hal ini menyebabkan mereka harus rela memupuskan impian untuk mendapatkan rumah layak huni melalui Kredit Perumahan Rakyat (KPR).
Meski banyak cara untuk mendapatkan rumah impian, baik melalui kontrak maupun pembelian kredit, masyarakat umumnya memiliki kesempatan untuk memiliki rumah setelah mencicilnya selama bertahun-tahun.
Namun, mendapatkan persetujuan KPR dari lembaga keuangan bukanlah proses yang mudah. Serangkaian persyaratan yang rumit sering menjadi kendala, terutama bagi penyandang disabilitas.
Salah satu yang merasakan kesulitan ini adalah Jumri, seorang tunanetra yang juga Ketua Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) di Serang.
BACA JUGA:5 Makanan Paling Populer di Dunia, Ada Rendang Gak?
BACA JUGA:Tempat Paling Berhantu di Dunia Versi Google Art and Culture
Jumri mengungkapkan keresahannya sebagai penyandang disabilitas di Kota Serang yang tidak mendapatkan fasilitas lengkap, terutama dalam hal akses ke lembaga keuangan.
"Saya awalnya berniat mengambil rumah di perumahan Kepuren Residence. Saya sudah menyiapkan seluruh berkas persyaratan dan menjalani wawancara. Setelah itu, saya menunggu kabar lanjutan selama kurang lebih dua minggu untuk mengetahui perkembangan KPR saya. Namun, pihak bank menyatakan bahwa pengajuan saya belum disetujui," kata Jumri.
Jumri merasa diragukan oleh pihak bank karena keterbatasan fisik yang ia miliki. Tidak ada transparansi mengenai alasan penolakan pengajuan KPR-nya, apakah terkait dengan berkas persyaratan, slip gaji, atau hal lain yang tidak diketahui.
"Setelah itu, saya mencoba lagi di Persada Banten, tapi booking fee langsung dikembalikan setelah pengajuan saya dinyatakan tidak disetujui," lanjutnya.
BACA JUGA:Teh, Minuman Paling Populer di Dunia Setelah Air, Cek Jumlah Konsumsi Teh di Seluruh Dunia Ini
BACA JUGA:My Hero Academia Musim 7 Episode 19: All Might Epic Come Back dan Pertempuran Keluarga Todoroki
Berbagai keluhan terkait buruknya pelayanan jasa keuangan di Serang telah dirasakan oleh Jumri. Namun, ia juga menyoroti bahwa teman-temannya yang merupakan anggota Pertuni di Jakarta mendapatkan kesempatan lebih baik. Salah satu di antaranya bahkan bekerja sebagai operator di Permata Bank Jakarta.
"Di Pertuni, ada program magang seperti menjahit, tata boga, dan beberapa ada yang menjadi operator di Permata Bank Jakarta. Intinya, Kota Serang belum ramah akses bagi penyandang disabilitas," lanjutnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: