Selain 7 Bulanan, Banten Memiliki 8 Upacara Adat Setiap Tahapan Kehidupan dari Bayi Sampai Masa Dewasa
Turun Tanah, Upacara Adat Tradisi Masyarakat Banten-@viahariyanto_makeup-Instagram
BACA JUGA:Saman Aceh vs Saman Banten: Seni Tari Tradisional Bernafaskan Islam, Serupa Tapi Tak Sama
BACA JUGA:Tips Parenting: Panduan Membesarkan Anak Perempuan Tanpa Keterlibatan Ayah
3. Upacara Nyambut Tamu/Kelahiran
Upacara kelahiran ini merupakan sebagai ungkapan syukur atas kelahiran sang bayi. Keluarga, tentangga mengucapkan selamat kepada orang tua bayi. Adapun tamu yang datang disajikan ketan dan gado-gado atau nasi tumpeng (congcot) untuk riungan.
4. Upacara Lepas Tali Pusar Bayi (Puput)
Upacara lepas tali pusar ini juga dikenal sebagai sepasaran, upacara ini dilakukan saat tali pusat bayi telah lepas. Adapun makanan khas yang disajikan dalam upacara lepas tali pusar ini adalah bubur dari beras.
5. Upacara Cukuran/Akikahan (Pemberian Nama)
Upacara ini sebagai bentuk ungkapan syukur kepada Allah atas kelahiran bayi. Upacara ini dilakukan ketika bayi berusia 7 hari atau 10 hari, atau 40 hari, tergantung pada tradisi keluarga. Dalam upacara ini bayi dicukur dan diberi nama.
BACA JUGA:Kotok Bongkok: Makanan Fermentasi Kluwek atau Picung Khas Lebak Banten, Sudah Coba Belum?
BACA JUGA:Keren, 9 Film Indonesia Ini Dapat Rating Tinggi di Internet Movie Database
6. Upacara Turun Tanah
Upacara turun tanah ini dilaksanakan ketika bayi sudah bisa menginjak bumi atau bisa berjalan. Adapun makanan khas yang dihidangkan dalam upacara turun tanah ini yaitu nasi uduk.
7. Upacara Sundatan
Upacara sundatan atau sunatan ini dilaksanakan agar anak laki-laki menjadi bersih dari najis dan memenuhi salah satu syarat sebagai seorang muslim. Biasanya sunatan ini dilakukan ketika anak laki-laki menginjak usia sekitar enam tahun.
8. Upacara Menstruasi (Haid Pertama)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: