Hari Waisak, Makna dan Cara Perayaannya

Hari Waisak, Makna dan Cara Perayaannya

Ilustrasi makna hari Waisak-Pixabay-

INFORADAR.ID - Setiap tahun pada hari bulan purnama di bulan Waisak, umat Buddha merayakan Hari Waisak. Tahun ini Waisak 2568B E jatuh pada hari Kamis, 23 Mei 2024. Kata Waisak berasal dari 2 bahasa: Vaisakha (Sansekerta) dan Vesakha (Pali), yang artinya nama bulan dalam penanggalan Buddha. Menurut penanggalan umum, Waisak biasanya jatuh pada akhir April, Mei atau awal Juni.

Dalam penanggalan Jawa, Kamis 23 Mei 2024 berada di Kriwon. Sedangkan berdasarkan penanggalan Islam, hari ini bertepatan dengan tanggal 14 Zulkaidah 1445H. Tanggal ini bertepatan dengan beberapa hari penting, termasuk Hari Raya Waisak. Waisak adalah hari suci bagi umat Buddha.

Hari Waisak tidak hanya akan diperingati pada tanggal 23 Mei 2024, tetapi juga 13 hari penting lainnya yang akan dimasukkan dalam hari ini, antara lain Hari Penyu Sedunia, Hari Chardonnay Sedunia, dan Hari Fistula Rektovaginal Sedunia.

BACA JUGA:Tak Hanya Perayaan Agama, Hari Raya Nyepi di Bali Jadi Gerakan Hemat Listrik Sedunia

Kementerian Agama Republik Indonesia menjelaskan, Hari Waisak diperingati pada bulan purnama di bulan Vesakha (Mei atau Juni) dalam kalender lunar Buddha. Tiga peristiwa yang diperingati pada hari Waisak adalah:

1. Kelahiran Siddhartha Gautama:

Siddhartha Gautama lahir sebagai pangeran di Lumbini, Nepal, pada tahun 563 SM. Kelahirannya dipercaya sebagai awal dari perjalanan spiritual yang akan membawa pencerahan dan ajaran penting bagi umat manusia.

2. Pencerahan (Bodhi):

Pada usia 35 tahun, Siddhartha mencapai pencerahan di bawah pohon Bodhi di Bodh Gaya, India. Pencerahan ini mengungkapkan empat kebenaran mulia dan jalan berunsur delapan, yang menjadi dasar ajaran Buddha.

3. Parinibbana (Wafatnya Buddha):

Buddha wafat pada usia 80 tahun di Kusinara (kini Kushinagar, India). Parinibbana menandakan bahwa Buddha telah mencapai nirwana akhir, bebas dari siklus kelahiran dan kematian.

Setiap negara dengan tradisi Buddhis memiliki cara unik untuk merayakan Waisak.

Contohnya, ribuan umat Buddha berkumpul di Indonesia, terutama di Candi Borobudur, untuk merayakan Waisak dengan meditasi dan prosesi sakral.

Perayaan ini diikuti oleh orang-orang dari berbagai agama sebagai simbol toleransi dan kerukunan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: kemenag.go.id