Cara Melatih Anak Usia Dini Memahami Konsep Literasi Ala Pemerhati Pola Asuh Anak, Watiek Ideo

Cara Melatih Anak Usia Dini Memahami Konsep Literasi Ala Pemerhati Pola Asuh Anak, Watiek Ideo

-IG Watik Ideo-

INFORADA.ID- Istilah literasi belakangan ramai menjadi pokok pembicaraan khalayak. Tak pandang bulu, mulai dari masyarakat pada tingkatan dewasa, anak muda, bahkan menyasar anak-anak, walaupun mereka belum sepenuhnya mengerti makna dari istilah literasi tersebut.

Solikhatul Fathonah Kurniawati atau yang biasa dikenal sebagai Watiek Ideo, demikian nama pena seorang ibu yang sudah menulis lebih dari 370 buku anak serta dikenal sebagai pemerhati pola asuh, pendidikan, dan perkembangan anak, mengajak para orangtua memahami bagaimana melatih anak mengerti akan konsep literasi.

Melalui channel YouTube Gita Wirjawan dalam segmen game changer, Watiek Ideo memaparkan cara melatih anak usia dini untuk memahami konsep literasi sebagai bekal bagi orangtua dalam mendidik si buah hati.

Namun, sebelum masuk lebih jauh kepada topik inti pembicaraan tadi, ada baiknya bagi kita semua untuk terlebih dahulu melakukan refleksi terhadap budaya proses belajar anak Indonesia. 

Watiek Ideo menyebutkan bahwa anak Indonesia sudah berprasangka buruk terhadap proses belajar yang pada hakikatnya sudah tertanam saat kali pertama kita dipaksa untuk belajar dan berimbas pada hipotesa bahwa belajar itu tidak asyik.

“Dipaksa menghafal abjad waktu paud, dipaksa menulis kata berulang-ulang waktu TK, dipaksa udah bisa baca tulis saat masuk SD, dipaksa dipaksa dipaksa,” katanya.

Namun, ia kemudian memberi pandangan dugaan buruk terhadap proses belajar bisa diatasi dengan pemahaman literasi sejak usia dini 0-8 tahun, demikian ia memberi batasan.

Nah, untuk mencapai pemahaman bersama akan lebih baik bagi kita lebih dulu memahami konsep sebenarnya dari literasi yang tak jarang terjadi kesalahan dalam pemaknaannya. 

Mengutip dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan bahwa literasi adalah kemampuan individu dalam mengolah informasi dan pengetahuan untuk kecakapan hidup. 

Asesmen Nasional dari Kementrian Pendidikan mendefinisikan kemampuan literasi sebagai kemampuan peserta didik dalam memahami, menggunakan, mengevaluasi, dan merefleksikan berbagai jenis teks untuk menyelesaikan masalah dan mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia agar dapat berkontribusi secara produktif di masyarakat. 

Singkatnya literasi mengajak kita untuk memahami segala informasi baik yang didengar maupun dilihat sesuai dengan konteksnya. Mesti paham betul informasi yang disampaikan agar dapat diterima dengan baik oleh masyarakat. 

itulah yang KBBI dan Kementerian Pendidikan hendak sampaikan demi terwujudnya kecakapan hidup dan kontribusi yang produktif di seluruh lapisan masyarakat. 

Masuk pada persoalan inti yakni bagaimana cara melatih anak usia dini agar paham dan mengerti konsep literasi, sehingga dikemudian hari dapat dengan mudah mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.“Ada dua jenjang perkembangan literasi pada anak usia dini, pembaca dini kemudian pembaca awal,” jelasnya.

Demikian Watiek Ideo mengklasifikasikan perkembangan literasi pada anak usia dini sebelum ia fokus pada perkembangan literasi pembaca dini yang menitikberatkan peran orangtua dalam membangun pondasinya di lingkungan keluarga. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: