Dampak El Nino, Ratusan Hektare Sawah di Banten Puso

Dampak El Nino, Ratusan Hektare Sawah di Banten Puso

--

INFORADAR.ID - Pemprov Banten akan menetapkan status tanggap darurat kekeringan. Status itu menyusul fenomena el nino di wilayah Banten yang makin memperparah September 2023 ini.

Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banten Nana Suryana mengkonfirmasi. Kata Nana, saat ini ada dua daerah yang sudah menetapkan status darurat itu yakni Kabupaten Lebak dan Kabupaten Serang.

“Iya saat ini sudah ada dua daerah yang menetapkan status darurat kekeringan, kita sedang menunggu tembusan Surat Keputusan (SK) dari Kabupaten untuk menjadi dasar penetapan status di provinsi,” kata Nana kepada Radar Banten, Rabu (13/9).

Nana mengungkapkan, saat ini fenomena el nino makin memperparah hingga menyebabkan beberapa wilayah mengalami krisis kekeringan. Pihaknya pun terus melakukan monitoring dan menyuplai bantuan air bersih untuk warga yang terdampak.

"Kita juga jika dimungkinkan akan menambah armada bantuan air bersih dengan menggandeng beberapa pihak penyedia air bersih," ungkapnya.

BACA JUGA:Pinjam Uang Rp75 Juta di KUR BRI 2023, Angsurannya Cuma Rp1 Jutaan

Kalak menyebut bahwa status tanggap darurat kekeringan untuk provinsi Banten akan berlaku selama satu bulan.

“Jika kabupaten itu masa berlakunya selama dua minggu, mungkin kita di skala Provinsi akan berlaku selama satu bulan. Kita akan lihat kondisinya nanti," ucapnya.

Nana mengungkapkan, setiap hari pihaknya terus menerima permohonan bantuan air bersih. Pihaknya pun bekerjasama dengan BPBD kabupaten, kota, serta unit terkait lainnya untuk memberikan bantuan air bersih kepada masyarakat yang membutuhkan.

“Setiap hari ada permohonan bantuan air bersih kita lakukan dengan BPBD Provinsi Kabupaten Kota dan unit yang lainnya terkait,” tuturnya.

Namun, keterbatasan sumber daya menjadi kendala dalam penanganan kekeringan ini. Hingga saat ini, hanya ada dua unit tanki air yang dimiliki BPBD Provinsi Banten untuk memberikan bantuan air bersih.

“Setiap hari kita lakukan (memberikan bantuan air bersih-red) kami hanya punya dua unit tanki,” katanya.

Pihaknya juga mengoptimalkan kerjasama dengan Palang Merah Indonesia (PMI) dan BPBD kabupaten serta kota. Langkah ini diambil untuk meningkatkan efektivitas penanganan kekeringan di wilayah tersebut. “PMI, BPBD Kabupaten Kota kita optimalkan itu,” ujarnya.

Nana berharap warga dapat melaporkan kepada pihaknya jika mengalami kekeringan hingga kesulitan mendapatkan air bersih untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

BACA JUGA:Tabel Angsuran KUR BRI 2023, Kredit Rp22 Juta

"Jika mengalami kesulitan mendapatkan air bersih harap langsung lapor kepada kami atau pun BPBD setempat, kita akan langsung kerahkan tim untuk mengirim bantuan air bersih,” imbuhnya.

Dampak El Nino itu sangatlah dirasakan oleh masyarakat, khususnya oleh para petani. Tidak salah, karena el nino ini telah membuat lahan pertanian mereka menjadi kering, dan bahkan Dinas Pertanian (Distan) Banten mencatat terdapat ratusan hektare (Ha) lahan sawah milik petani yang mengalami puso.

Kepala Distan Banten Agus M Tauchid menuturkan, terdapat  118,9 ha lahan sawah yang mengalami puso dengan rincian terdiri dari Kabupaten Lebak 1 ha, kabupaten Serang 42 ha, dan Kota Serang 11, dan Kabupaten Tangerang 57,85 ha.

"Dampak fenomena el nino ini telah dirasakan oleh para petani, di awal bulan September ini kita catat terdapat 118,9 ha sawah yang mengalami puso di empat daerah," kata Agus kepada Radar Banten, Rabu (13/9).

Selain puso, pihaknya juga mencatat dampak el nino ini telah membuat  1.964 ha sawah mengalami kerusakan ringan yang terdiri dari Kabupaten Pandeglang  299  Ha, Lebak, 271 ha,  Serang 532 ha, Kota Serang 61,5 ha dan Tangerang 800,5 ha.

Kerusakan sedang seluas 1.226,1 ha yang terdiri dari Kota Serang 11 ha, kabupaten Serang: 35 ha,  Lebak 69 ha, Pandeglang 615 ha, dan Tangerang 177, 5 ha.

 Dan Kerusakan Berat seluas 751 ha, yang berada di Kota Serang 11 ha, Kabupaten Pandeglang 462 ha, Kabupaten Lebak 16 ha,  Kabupten Tangerang 51 ha, dan Kabupaten Serang 211 ha.

Pihaknya saat ini tengah menjalankan aksi pencegahan el nino baik itu jangka pendek, menengah maupun jangka panjang seperti memberikan bantuan  alsintan (pompa air) serta mobilisasi pompa air pada areal yang masih tersedia sumber air

Memberikan bantuan tanggap darurat, sarana produksi (benih, pupuk, modal kerja) serta mengkonsolidasikan pengaturan distribusi dan penyediaan juga peningkatan pengawasan gilir giring dan pola tanam.

"Kita juga sudah membuat peta kawasan dampak kekeringan akibat perubahan iklim dan serangan OPT per kecamatan dan desa dengan membuat kriteria hasil analisa dan langkah-langkah yang akan dilakukan. Langkah-langkah baik itu pemberian bantuan pompa dan lain-lainnya dilakukan untuk menyelamatkan sawah yang tadinya rusak kecil tidak menjadi sedang maupun berat," ungkapnya.

Lebih jauhnya, Agus memaparkan, ketersediaan dan kebutuhan konsumsi beras  di Provinsi Banten dengan melihat potensi April sampai dengan Oktober 2023 luas panen 113,419 ha, dengan produksi padi 601.557 ton GKG, produksi beras 380,377 ton sedangkan kebutuhan beras untuk periode tersebut sebanyak 349.882 ton dengan data tersebut Banten surplus sebesar 30.495 ton.

Di bulan Agustus kemarin, kata Kadistan, ada panen padi di Kecamatan Kramatwatu Kabupaten Serang seluas ± 400 ha dengan asumsi produksi padi sebanyak 2.400 ton GKG. Juga di bulan September ada panen di Kecamatan Tanara dengan leluasa panen  sekitar 2.000 ha dengan produktivitas sekitar 6 ton/ha dan produksi padi sekitar 12.000 ton  padi GKG

"Minggu III bulan September akan ada panen seluas ± 550 di Desa Nanggala dan Sukanegara Kecamatan Cikeusik Kabupaten Pandeglang dengan asumsi produksi padi sebanyak 3.300 ton GKG, yang kebetulan di Kecamatan Cikeusik ini hasil gerakan pengendalian dan penanggulangan el nino yang dilakukan oleh Dinas Pertanian," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: