DBD Sebabkan Kematian, Waspadai Gejalanya
Ilustrasi nyamuk Aedes Aegypti yang menyebarkan virus dengue tengah menggigit kulit manusia.-Tangkapan Layar Kementerian Kesehatan-
INFORADAR.ID - Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang ditularkan oleh gigitan nyamuk bernama Aedes aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit infeksi oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti.
Penyakit demam berdarah sangat rawan terjadi pada musim kemarau dan puncaknya terjadi pada musim pancaroba. Yakni pada saat musim peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Dimana banyak air tergenang yang menjadi wadah berkembang biak nyamuk Aedes aegypti. Sehingga memasuki musim pancaroba masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan terhadap serangan DBD dengan melakukan pola hidup bersih dan sehat.
Ketika nyamuk Aedes aegypti menggigit manusia maka virus masuk ke dalam tubuh manusia. Nyamuk Aedes aegypti umumnya berukuran kecil dengan tubuh berwarna hitam pekat, memiliki dua garis vertikal putih di punggung dan garis-garis putih horizontal pada kaki.
BACA JUGA:Masuk Musim Hujan, Kemenkes: Waspada Kasus DBD
Nyamuk Aedes aegypti aktif terutama pada pagi hingga sore hari yang lebih sering ditemukan di dalam rumah yang gelap dan sejuk dibandingkan di luar rumah yang panas.
Kepala UPT Puskesmas Banjar Hadi Purnama Hidayat mengatakan, gejala seseorang terkena penyakit DBD ialah merasakan demam tinggi mendadak berlangsung sepanjang hari.
"Badan terasa lemah dan lesu. Timbul bintik merah pada kulit yang terkadang disertai mimisan," katanya kepada INFORADAR.ID, Kamis, 18 Januari 2024.
Kemudian merasakan nyeri kepala dan nyeri punggung. Serta mual dan muntah.
"Ketika merasakan gejala tersebut segera lakukan pemeriksaan kepada layanan kesehatan. Baik ke puskesmas maupun ke rumah sakit," katanya.
Adapun upaya pencegahan ataupun penularan penyakit DBD maka dapat dilakukan dengan 3M Plus. Yakni menguras tempat yang sering menjadi tempat penampungan air seperti bak mandi, tangki air dan drum. Menutup rapat tempat-tempat penampungan air.
"Memanfaatkan kembali atau mendaur ulang barang-barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang biak nyamuk. Plus memelihara ikan pemakan jentik," katanya.
Lalu, memeriksa tempat-tempat penampungan air. Menaburkan bubuk abate pada penampungan air
"Menanam tanaman pengusir nyamuk. Dan tidak menggantung pakaian didalam kamar," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: