Ini Kisah di Balik Terciptanya Pemandian Batu Qur'an Pandeglang

Ini Kisah di Balik Terciptanya Pemandian Batu Qur'an Pandeglang

Sejumlah orang tengah mandi di kolam pemandian Batu Qur'an di Kampung Cibulakan, Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.-Purnama Irawan-

INFORADAR.ID - Pemandian Batu Qur'an menjadi salah satu destinasi wisata religi di Kampung Cibulakan, Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang. Batu Qur'an ini dikenal sebagai tempat pemandian di Kaki Gunung Karang yang selalu ramai dikunjungi para peziarah atau wisatawan.

Menurut sejarah, Batu Qur'an ini berkaitan erat dengan kisah salah satu ulama Banten yang terkenal di abad ke-15 Masehi. Yakni ketika Syekh Maulana Mansyurudin akan pergi ke Tanah Suci Makkah untuk berhaji.

Pada saat itu langkah kaki diawali dari lokasi tersebut dengan membaca basmalah. Kemudian sampailah Syekh Maulana Mansyurudin di Makkah tanpa harus melewati perjalanan darat maupun laut.

Ketika Syekh Maulana Mansyurudin pulang dari Mekkah, beliau muncul di suatu mata air yang terdapat di daerah Cibulakan, Desa Kadubumbang, Kecamatan Cimanuk, Kabupaten Pandeglang.

Mata air tempat beliau ke luar itu  memancur sangat deras. Kalau menurut masyarakat setempat, air yang tidak berhenti mengucur tersebut di yakini sebagai air zam-zam. 

BACA JUGA:Tempat Wisata Banten Terpopuler di Pandeglang untuk Liburan Bersama Pasangan

Melihat kucuran mata air sangat deras dan tidak mau berhenti, maka syekh Maulana Mansyurudin pun berkeinginan untuk menghentikannya.

Kemudian beliau memulai usahanya terhadap air tersebut dengan bermunajat kepada Allah. Hal ini dilakukan dengan sholat dua rakaat di dekat kucuran air.

Selanjutnya, beliau mendapatkan petunjuk agar menutup kucuran air dengan Al-Qur’an. Akhirnya, atas izin Allah SWT kucuran mata air pun berhenti dan Alquran berubahlah menjadi batu yang saat ini dikenal menjadi pemandian Batu Qur'an.

Menurut salah satu pengunjung Batu Quran Sri Astuti mengatakan, mata air Batu Qur'an tidak pernah kering sekalipun musim kemarau.

"Batu Qur'an selalu ramai dikunjungi para peziarah. Karena memang merupakan jejak peninggalan ulama besar pada masanya, yaitu Syekh Mansyurudin yang lebih dikenal sebutan Syekh Mansyur," katanya kepada INFORADAR.ID, Kamis, 1 Februari 2024.

Wisatawan ramai mengunjungi karena ingin melihat secara langsung seperti apa wujud atau bentuk Batu Qur'an. Serta ingin melakukan mandi di pemandian Batu Qur'an.

"Di Batu Qur'an ada dua tempat pemandian. Kolam pertama yang merupakan titik lokasi mata air Batu Qur'an itu khusus untuk pria dan kolam kedua itu khusus perempuan," katanya.

Sebagian besar para peziarah atau wisatawan yang datang itu punya ketertarikan dengan sejarahnya. Serta banyaknya orang bercerita setelah mandi di Batu Qur'an itu membawa energi positif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: