Jugun Ianfu: Nasib Tragis Wanita di Masa Penjajahan Jepang
Ilustrasi tentang Jugun Ianfu, kisah pilu wanita yang dijadikan pemuas kebejatan tentara Jepang.-sasint-pixabay.com
INFORADAR.ID - Jugun Ianfu adalah wanita penghibur yang menemani tentara Jepang selama perang.
Selama Perang Asia-Pasifik, para wanita Jugun Ianfu ini mendapat perlakuan yang kasar, tidak manusiawi, dan ekstensif untuk memuaskan hasrat seksual tentara Jepang.
Jugun Ianfu sebenarnya memahami tanda-tanda bahwa mereka melanggar norma-norma atau budaya Timur.
Namun, tipu muslihat, ancaman, dan rasa takut Jepang membuat mereka bertekuk lutut dan membuat mereka tidak punya pilihan selain menjadi Jugun Ianfu.
BACA JUGA:Mengenal Geisha dalam 8 menit: Mitos dan Fakta
Awal mula Jugun Ianfu
Pada tahun 1932, rumah bordil resmi Ianjo atau Jugun Ianfu pertama didirikan di Shanghai. Dorongan pendirian rumah bordil adalah pemerkosaan wanita oleh tentara Jepang selama Perang Tiongkok-Jepang.
Pemerkosaan brutal tersebut menyebabkan penyebaran penyakit kelamin di kalangan tentara Jepang.
Hal ini secara alami melemahkan kekuatan Angkatan Darat Kekaisaran Jepang. Hal ini memunculkan ide untuk merekrut wanita lokal, memeriksa kesehatan mereka, dan menempatkan mereka di rumah bordil tentara Jepang.
Pada awal masa pendudukan Jepang, Pemerintah Jepang ingin mencegah para tentara tertular penyakit kelamin dan meningkatkan moral serta kinerja mereka dengan menyediakan hiburan yang layak.
Untuk mendukung rencana ini, rumah bordil dibangun untuk para tentara di garis depan. Jugun Ianfu dimasukan di rumah-rumah bordil ini untuk memuaskan hasrat para tentara Jepang.
Kehidupan sehari-hari seorang Jugun Ianfu
Sebagai pekerja seks, masalah kesehatan adalah ancaman nyata bagi mereka.
Oleh karena itu, para tentara dianjurkan untuk menggunakan peralatan pengaman dan kondom. Sayangnya, banyak yang menggunakan kondom bekas pakai dan bahkan banyak yang tidak mau menggunakannya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: https://www.youtube.com/@sepulangsekolah