Mengenal Geisha dalam 8 menit: Mitos dan Fakta

Mengenal Geisha dalam 8 menit: Mitos dan Fakta

Ilustrasi tentang 8 menit mengenal geisha.-UniBay-pixabay.com

INFORADAR.ID - Siapa itu Geisha? Seorang seniman? Pengawal. Apakah Geisha tidur dengan tamu mereka? Bagaimana Geisha dilihat di Jepang? Bagaimana cara menjadi seorang Geisha? Apakah mereka masih ada?

Ini hanyalah beberapa pertanyaan yang telah ditanyakan tentang geisha, terutama sejak buku terlaris Memoirs of a Geisha tahun 1997 dan adaptasi filmnya (2005).

Meskipun sebuah novel sejarah, novel ini bertujuan untuk menjadi penggambaran yang akurat secara budaya tentang Geisha. Namun, novel ini tidak menceritakan keseluruhan cerita.

Dalam sebagian besar sejarahnya, geisha Jepang sengaja diselimuti oleh mitos dan misteri. Mari kita lihat seberapa banyak yang bisa kita temukan bersama dari artikel yang dikutip dari laman curiousmuse.org berikut ini.

Kapan geisha pertama kali muncul?

Geisha (yang berarti penghibur atau artis) telah ada di Jepang sejak abad ke-7, tetapi geisha modern pertama baru muncul di kota-kota besar pada abad ke-17. Dan tidak mengherankan, mereka pada awalnya adalah laki-laki.

Dikenal sebagai taikomochi, mereka secara praktis setara dengan badut istana di Jepang. Namun, tak lama kemudian, geisha wanita mulai bermunculan dan dengan cepat mengambil alih profesi ini.

Peran utama geisha adalah sebagai asisten oiran (pelacur), yang mengenakan kimono berornamen tinggi dan mengenakan gaya rambut tebal.

Para oiran tinggal di 'tempat kesenangan' atau distrik kesenangan di Edo (sekarang Tokyo), Kyoto, dan kota-kota besar lainnya.

Tugas geisha adalah untuk menghibur para tamu kelas atas oiran (biasanya tamu yang kaya, berkuasa, dan berpengaruh) dengan memainkan musik, menari dengan anggun, dan menceritakan lelucon.

Para tamu ini akan membayar sejumlah besar uang untuk melihat oiran. Reputasi oiran yang lucu dan mampu memenangkan hati (dan dompet) para pria kelas atas membuat mereka mendapat julukan 'penggulung kastil'.

Seiring dengan meningkatnya popularitas para geisha, para oiran yang bekerja dengan mereka menjadi semakin membenci mereka. Para oiris mengajukan keluhan resmi kepada pemerintah, mengklaim bahwa para geisha telah mengambil alih bisnis mereka dengan mencuri pelanggan mereka. 

Dalam upaya untuk menyenangkan kedua profesi tersebut, pemerintah mengeluarkan undang-undang yang cukup menarik yang mendefinisikan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh geisha dan oiris.

Geisha dilarang keras untuk terlibat dalam segala bentuk prostitusi, jika tidak, mereka akan kehilangan lisensi untuk menghibur. Di sisi lain, oiran, yang juga dikenal sebagai 'wanita penghibur', hanya diizinkan untuk menjual seks dan tidak diizinkan untuk menghibur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: curiousmuse.org