Bus Lebaran Mogok di Alas Roban, Nyaris Makan di Warung Setan
Ilustrasi Foto Pixabay--
Biyan dan Pak Wawan masuk. Tidak ada bermacam makanan yang tersaji di dalam etalase warung. Kosong.
“Kulonuwun..(permisi-red),” kata Biyan.
Tidak ada sahutan dari bagian dalam warung. Sepi.
“Kulonuwun, Bu, Pak. Bade pesen maem (Permisi, Bu, Pak. Mau pesan makan). Kulonuwun..Assalamu’alaikum..,” Biyan mengulang perkataannya.
Pak Wawan mengikutinya, “Kulonuwun, Bu, Pak”.
Tetap hening. Tidak ada jawaban dari dalam warung.
Biyan dan Pak Wawan lalu duduk di bangku di dalam warung. Tiba-tiba, mereka mendengar suara orang tengah mencuci piring.
Biyan dan Pak Wawan menghampiri sumber suara. Di salah satu sudur dapur warung, mereka melihat seorang ibu berdiri di depan tempat cucian piring.
Ibu itu membelakangi Biyan dan Pak Wawan. Dia mengenakan daster. Rambutnya dibiarkan terurai. Panjang sampai ke pinggang,
“Bu, kulo pesen maem (Bu, saya pesen makan),” kata Biyan.
Ibu itu langsung menghentikan aktivitasnya. Dia tidak memberikan jawaban. Tetap berdiri. Mematung. Menghadap ke tembok warung.
Biyan dan Pak Wawan tidak menghiraukannya. Mereka lalu memesan makanan sesuai selera masing-masing.
Ibu itu cuma menganggukkan kepalanya.
Biyan dan Pak Wawan kembali ke bagian tengah warung. Mereka berpapasan dengan seorang remaja laki-laki. Usianya sekitar 15 tahun. Badannya tinggi kurus. Mengenakan kaus dan berbalut sarung.
Remaja laki-laki ini berjalan ke dapur warung. Menghampiri ibu-ibu yang berdiri. Seperti tengah mencuci piring.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: