Keluarga (Masih) Berduka Atas Kematian Brigadir J, Ngaku HP-nya Diretas dan Tak Bisa Digunakan
IPW menyarankan, Mabes Polri atau tim gabungan bentukan Kapolri yang didalamnya ada Kompolnas dan Komnas HAM segera menarik kasus ini dari Polres Jakarta Selatan.
Dengan demikian proses pencarian fakta, penelusuran jejak kasus dan pengamanan barang bukti lebih steril serta mempermudah titik terang. “Maka tarik saja kasus ini dari Polres Jakarta Selatan, ini jalan untuk mempermudah,” imbuhnya.
IPW pun membeberkan 5 kejanggalan yang harus diungkap sesegera mungkin. Terlebih dengan ‘menghilangnya’ Bharada E. Apakah posisinya diamankan atau ada, tapi tidak diketahui keberadaannya saat ini.
“Keraguan ini pun sempat disampaikan anggota DPR TB Hasanudin yang juga mantan anggota TNI yang menyebut kasus ini harus diusut tuntas karena menuai sejumlah kejanggalan,” jelas Sugeng Teguh Santoso.
Saling tembak dalam satu ruangan. Lima peluru yang mengenai semua tubuh Brigadir J. Padahal dia merupakan polisi yang terlatih dalam penggunaan senjata. Apalagi Brigadir J diklaim lebih dulu melakukan penyerangan.
5 KEJANGGALAN VERSI IPW
(1). Ada sayatan atau luka akibat amunisi, ahli balistik bisa mendapatkan bukti ini dengan cara olah TKP.
(2). Tidak relevan dengan 3 luka sayat yang identik dengan senjata tajam. Ini kontradikif dengan peristiwa saling tembak.
(3). Memunculkan asumsi ditembak dari jarak dekat.
(4). Ada kecurigaan penganiayaan saat berdiri dan berhadap-hadapan.
(5). Tiga hari baru diumumkan adanya peristiwa penembakan.
Selain beberapa poin di atas, TKP sambung Sugeng Teguh Santoso seharusnya lebih steril sehingga mempermudah pengumpulan bukti-bukti.
“Penemuan mayat itu sangat penting. Lokasi harus steril, belum lagi persoalan CCTV yang katanya rusak, ini menimbulkan spekulasi publik,” tandasnya.
Lalu Jika pihak Kepolisian menyatakan jangan percaya dengan isu-isu di luar, IPW sebaliknya bertanya kepada pihak kepolisian, mengapa statmen ini disampaikan.
“Kami IPW lembaga independen yang memantau kinerja kepolisian. Dan sejak Senin kami selalu ditanya oleh wartawan atas kasus yang mencuat ini, ini bagian dari fungsi kontrol,” terang Sugeng Teguh Santoso.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: