Santet Ganas! 7 Orang Meninggal Dunia secara Mengerikan

Yang membuat dokter itu heran adalah ketika dia tidak menemukan darah di dalam tubuh Nek Imah. Anehnya, nenek ini tetap hidup.  

Nek Imah kembali dibawa pulang. Beberapa hari kemudian, dia meninggal dunia.  

Kematian Nek Imah membuat seluruh keluarga Agisna teringat dengan kematian 3 suami dari Wini. Ketiga-tiganya meninggal dalam keadaan yang sama. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, badan mereka kering. Dan, tanpa darah di dalam tubuhnya.  

Kematian Nek Imah membuat rumah peninggalannya ditempati oleh Nek Ijah. Nek Ijah merupakan adik kandung Nek Imah. 

Agisna yang semula hidup bersama neneknya, pindah ke rumah Wini. Agisna bisa menjadi teman Aden, anak pertama Wini dari almarhum suaminya yang pertama. 

Wini merupakan adik kandung dari bapak Agisna. Rumahnya bersebelahan dengan rumah Nek Imah. 

Wini sudah berumah tangga lagi. Dia dinikahi seorang lelaki yang menjadi suami keempatnya.  

Saat Agisna pindah ke rumah Wini, bibinya itu tengah hamil. Usia kandungannya 9 bulan.  

Suatu malam, Wini merasa gerah. Ditemani suaminya, Wini tidur di ruang tengah rumahnya. Beralaskan karpet. 

Jam 03.00 dini hari, Wini merasakan perutnya kontraksi. Mulas. Air ketubannya pecah. 

Banyak cairan ketuban yang keluar. Sampai membasahi karpet yang digunakan Wini dan suaminya untuk tidur. Membasahi pula lantai di ruang tengah. 

Suami Wini bergegas membangunkan Agisna di kamarnya. Karena akan mengantarkan Wini ke rumah sakit. 

Sebelum pergi, suami Wini meminta Agisna agar membersihkan karpet dan lantai rumah yang terkena air ketuban. 

Agisna tidak langsung melaksanakan perintah suami bibinya itu. Nanti sajalah sebelum berangkat sekolah, pikirnya.  

Agisna kembali masuk ke kamarnya. Sebelum matanya terpejam, dia mendengar suara banyak orang di ruang tengah rumah bibinya. Seperti suara orang yang tengah membersihkan ruang tengah. Seperti suara orang-orang yang sibuk mempersiapkan sebuah acara. 

Sumber: