Dirikan Madrasah Ibtidaiyah di Pedalaman Aceh: Keguguran Dua Kali, Sulastri Dapat Penghargaan Menag

Dirikan Madrasah Ibtidaiyah di Pedalaman Aceh: Keguguran Dua Kali, Sulastri Dapat Penghargaan Menag

Sulastri, pendiri Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. --

INFORADAR.ID - Sulastri sungguh luar biasa. Dengan tekad yang gigih dan pantang menyerah, ia mendirikan Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Kala Wih Ilang. 

Lokasi MIS Kala Wih Ilang berada di pelosok. Tepatnya di Dusun Kala Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. Jalan menuju MIS ini sangat memprihatinkan. Tak heran ia sampai 2 kali mengalami keguguran.

Namun perjuangannya tidak sia-sia. Sulastri yang menjabat sebagai kepala sekolah MIS Kala Wih Ilang mendapat penghargaan dari Menteri Agama RI dalam acara Ekpose Kompetensi dan  Profesionalitas Guru Madrasah 2019. 

Sulastri bersama 4 guru lainnya dari berbagai provinsi di Indonesia dinobatkan sebagai kepala sekolah sekaligus guru inspiratif atas jasanya dalam membangun dan mengabdi di  Madrasah pedalaman Aceh.

Dikutip dari laman aceh.kemenag.go.id/Inmas, penghargaan berupa uang tunai sejumlah Rp 20 juta, tropi dan sertifikat diserahkan kemenag yang diwakili oleh Direktur Pendidikan dan Agama Bappenas RI, Amich Alhumami, MA, M.Ed, Ph.D, 2019 silam. 

Sulastri bukanlah guru PNS. Dia adalah penyuluh non PNS yang mengabdi di MIS Wih Ilang yang terletak di Dusun Kala Wih Ilang, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah. 

Di sela-sela penerimaan penghargaan, Sulastri menceritakan pengalamannya dalam membangun MIS Wih Ilang. Dia menceritakan, kondisi Wih Ilang yang tertinggal  serta kondisi masyarakat yang hidup dalam keberagaman membuatnya termotivasi untuk mendirikan madrasah. "Masyakarat di dusun Kala Wih Ilang berlatar belakang budaya dan agama yang berbeda namun hidup rukun dan damai," ujarnya.

Jalan berliku telah dilaluinya dalam menjalankan tugasnya sebagai guru di madrasah tersebut. Kondisi ruang belajar yang jauh kata layak, kemudian  kondisi jalan menuju sekolah yang memprihatinkan membuatnya mengalami keguguran sebanyak 2 kali. 

Atas kesempatan tersebut, Sulastri menyampaikan terimakasih kepada Kakanwil Kemenag Aceh yang telah menaruh perhatian penuh untuk membantu pembangunan madrasah di pedalaman Aceh, khususnya MIS Kala Wih Ilang.

"Terimakasih bapak Kakanwil, yang telah menjadi Ama (Ayah) Kala Wih Ilang, sejak tahun 2017 sudah berkali kali mengunjungi kami di sana, dan saat ini juga memfasilitasi alumni perdana MIS Kala Wih Ilang untuk melanjutkan pendidikan di Ma'had di  Banda Aceh," ujar Sulastri.

Ia juga mengapresiasi Kakanwil Kemenag Aceh Drs H Daud Pakeh yang turun langsung untuk melihat kondisi madrasah yang dipimpinnya.

"Saya sangat berterima kasih kepada Kakanwil Kemenag Aceh Bapak Daud Pakeh. Kalau tidak salah sudah 7 kali kesana dan juga pernah bermalam di MIS Kala Wih Ilang," ujarnya.

Ia berharap pemerintah dapat memberikan perhatian yang sama terhadap sekolah-sekolah yang ada di pedalaman. Terutama, persoalan pembangunan sarana dan prasarana yang harus merata.

Selain itu, ia berharap pemerintah juga dapat membangun tempat tinggal bagi guru Wih Ilang sehingga para tenaga pengajar dapat tinggal di komplek sekolah dan aktivitas belajar mengajar dalam berjalan dengan baik. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: