Gadis Ini Bunuh Diri, Arwahnya Tertinggal di Kamar Kos (2)
Ilustrasi Foto Pixabay--
Beberapa menit kemudian, Shifa mendengar suara gemericik air dari kamar mandi di sebelah kamarnya. Kemudian, terdengar suara perempuan marah-marah.
Dari pendengaran Dhifa, perempuan seperti sedang menelepon atau ditelepon oleh seseorang. Perempuan ini marah-marah menggunakan bahasa Inggris.
“Saya sampai mengecilkan lagi volume tivi. Saya pikir, perempuan itu lagi berantem dengan cowoknya yang bule,” pikir Shifa.
Selang 5 menit, gemericik air dan suara perempuan yang marah-marah menghilang. Shifa pun membangunkan Manda.
Shifa mengajak Manda keluar kamar. Untuk melihat perempuan yang marah-marah di kamar mandi. Namun, tidak ada siapa-siapa.
Lantai kamar mandi kering. Bathupnya pun kering. Beberapa gayung milik penghuni kos juga dalam kondisi sama. Tidak basah oleh air.
Dua hari kemudian, menjelang sahur, Shifa terbangun oleh suara ketukan pintu kamarnya. Penghuni kamar lain yang melakukannya. Perempuan.
Kali ini, Manda yang membukakan pintu. “Ada apa Mbak?” tanya Manda.
“Sorry Mbak. Mbak di sini sama adiknya kan?” perempuan yang mengetuk pintu kamar itu balik bertanya. Adik yang dia maksud adalah Shifa.
“Iya, ada apa”.
“Adik Mbak pakai kerudung putih kan. Tadi adik Mbak masuk kamar saya. Dia duduk di bangku meja rias. Waktu saya bangun, dia lari keluar kamar. Lari ke kamar ini”.
“Mbak, adik saya nggak pernah pakai kerudung putih. Dia nggak punya kerudung putih. Kerudungnya hitam semua”.
Untuk memastikan omongannya, Manda mengizinkan penghuni kamar lain itu memeriksa kerudung milik Shifa. Dan, benar. Semuanya berwarna hitam.
Dua malam kemudian, Shifa kembali dihadapkan pada kejadian di luar nalarnya. Ketika hendak tidur, Manda mematikan lampu kamar. Tidak biasanya Manda melakukannya.
Alasan Manda, agar Shifa bisa tidur cepat. Karena selama ini Shifa selalu tidur menjelang sahur.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: