Disway Award

Jepang Dilanda Krisis Matcha: Produksi Seret, Harga Diperkirakan Melambung

Jepang Dilanda Krisis Matcha: Produksi Seret, Harga Diperkirakan Melambung

Matcha-Freepik.com-Freepik

Menurut Simona Suzuki dari Global Japanese Tea Association, dibutuhkan keahlian khusus dalam penggilingan batu agar hasil bubuk matcha tetap halus dan tidak rusak akibat panas. Hal ini membuat krisis matcha semakin sulit diatasi dalam waktu singkat.

Krisis Diperparah oleh Minimnya Regenerasi Petani

Data dari Kementerian Pertanian Jepang menunjukkan penurunan jumlah petani teh secara drastis, dari sekitar 53.000 orang pada tahun 2000 menjadi hanya 12.353 pada 2020. 

Banyak petani senior yang berhenti tanpa penerus, menyebabkan lahan-lahan teh tak lagi terurus dan produksi menurun. Kondisi ini memperburuk krisis matcha yang kini tengah terjadi.

BACA JUGA:IPK dan Dunia Kerja: Mengapa Nilai Tinggi Tak Selalu Jadi Kunci Karier?

BACA JUGA:Bukan Sekadar Keberuntungan, Ini 4 Kebiasaan Konglomerat yang Bawa Mereka Jadi Tajir

Pemerintah Turun Tangan, Tapi Solusi Masih Jangka Panjang

Pemerintah Jepang telah mengucurkan subsidi untuk mendorong petani beralih menanam tencha. Sayangnya, solusi ini memerlukan waktu lama karena tanaman baru tidak bisa langsung dipanen. Sementara itu, permintaan dari pasar internasional terus meningkat.

Marc Falzon, pemilik perusahaan teh Ooika Co. di AS, memperkirakan harga matcha akan naik tajam. 

“Lonjakan permintaan tidak dibarengi dengan peningkatan pasokan. Ini akan mendorong harga naik lebih cepat dari sebelumnya,” ujarnya.

Diversifikasi Pasokan Jadi Langkah Antisipatif

Sebagai respons terhadap krisis matcha, beberapa distributor mulai memperluas sumber bahan baku ke wilayah lain. Yamasan, misalnya, kini tidak lagi hanya mengandalkan satu daerah produksi saja. Strategi ini diambil untuk mengurangi risiko jika satu wilayah mengalami gagal panen.

Jason Eng dari perusahaan Kametani juga menyebutkan bahwa pasar global akan menghadapi masa sulit dalam beberapa bulan ke depan. 

“Permintaan terus naik, dan stok mulai menipis. Musim gugur ini akan menjadi masa yang menantang bagi semua pelaku industri,” katanya.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: